Bab 99
"Kamu bukannya pergi ke TK?"
Aku buru-buru meminta sopir menghentikan mobil, lalu keluar dan membuka pintu. Aku menarik kerah baju Luna dan mengeluarkannya dari kursi belakang.
Luna memeluk kedua kakiku dengan manja sambil mengerjap-ngerjapkan matanya yang besar menatapku. "Ibu, aku mau ikut dengan Ibu. Kalau sendirian di rumah aku pasti kangen sama Ibu."
Aku marah dan menyuruh sopir itu untuk putar arah. Namun, Luna malah menangis tersedu-sedu. "Huhuhu! Aku nggak mau pisah dari Ibu! Aku mau ikut Ibu! Ibu nggak menginginkanku lagi, ya?"
Tangisan Luna membuat hatiku jadi terasa pedih. Sejak awal aku memang tidak ingin meninggalkannya, itu sebabnya aku memutuskan untuk pergi di hari Luna harus masuk TK. Sekarang, mendengar tangisan Luna membuatku makin tidak rela berpisah darinya.
Sudahlah. Luna sudah sebesar ini dan belum pernah pulang ke kampung halaman. Biarkan saja kali ini dia mengunjungi Hamur.
Begitu kuizinkan, Luna langsung menciumi wajahku dengan senang. "Memang Ibu yang paling

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda