Bab 23

Di tepi garis pantai biru jernih, dengan jaket pelampung terpasang, Sita menyilangkan kedua kaki dan berbaring santai di kursi pantai. Ini adalah tahun keduanya datang ke kota ini. Dia masih belum menemukan kekasihnya. Namun, dia sudah menjadi seorang penjaga pantai yang dihormati, dan hubungannya dengan para warga sekitar sangat baik. Sepertinya semua rasa sakit yang pernah dia alami dulu, sudah sepenuhnya menjauh dari hidupnya. Hari itu, setelah dia diselamatkan oleh tim rekayasa kematian, dia dibawa secepat mungkin ke rumah sakit terbesar di kota terdekat untuk dirawat. Ivan sangat membencinya, dan benar-benar berniat menghabisinya. Betisnya remuk parah, tulang rusuknya patah di banyak tempat, dan beberapa organ dalam mengalami pendarahan ... Jadi, ketika dibawa masuk ke ruang operasi, dia sudah tidak sadarkan diri, dan kejutan listrik berkali-kali tidak membuahkan hasil. Dia merasa dirinya melangkah ke dalam kabut, tidak terlihat apa pun, seolah-olah dia memasuki dunia yang damai.