NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3

Casie menatap tanda terima cerai itu dengan kaget. Mereka sudah berteman lebih dari sepuluh tahun. Casie tahu sejauh mana Sherly menyukai Evander. Bisa dibilang, dulu Sherly benar-benar bisa menyerahkan nyawa demi Evander. Setahun lalu, mereka menikah, meskipun Casie sempat menghela napas, dia tetap ikut bahagia untuk sahabatnya yang akhirnya mendapat apa yang diinginkan. Namun sekarang .... Apa yang sebenarnya terjadi? "Aku sudah nggak mencintainya lagi." Belum sempat Casie bertanya, Sherly sudah bicara lebih dulu. Dia menatap Casie, bibirnya terangkat sedikit, senyumannya sangat indah. Senyum itu membuat Casie seolah melihat bayangan Sherly ketika Keluarga Lunardi masih berjaya, ayahnya masih hidup, dan masih menjadi nona besar Keluarga Lunardi yang belum diinjak hingga terpuruk. Saat melihat senyum itu, Casie pun merasa lega. "Evander nggak tahu aku hamil," lanjut Sherly. "Selama tiga puluh hari masa mediasi ini, aku nggak mau ada hal nggak terduga. Jadi lebih baik sembunyikan hal ini darinya." Dalam masa mediasi selama tiga puluh hari itu, kalau salah satu pihak tidak ingin bercerai, bisa membatalkan permohonan dan pernikahan tetap berlaku. Ketika mendengar itu, Casie langsung paham kalau Sherly sudah bertekad bulat. Setelah memahami hal itu, Casie menuliskan daftar pemeriksaan yang harus dijalani, lalu berkata, "Sherly, operasi ini nggak bisa langsung dilakukan, harus tunggu beberapa hari." "Kenapa?" Sherly bertanya heran. Casie menjawab, "Kamu tahu sendiri, kamu punya golongan darah langka. Untuk berjaga-jaga, perlu menyiapkan darah dulu. Aku sudah menghubungi bank darah untuk menyiapkan darah, mungkin seminggu lagi bisa diantar ke sini." Sherly terdiam sesaat, kesedihan melintas di matanya. Golongan darahnya sama seperti ayahnya. Dia kembali teringat ayahnya. Andai saja ayah masih hidup .... "Baik." Sherly menekan emosi itu, matanya sedikit memerah tapi tetap tersenyum dan mengangguk. "Selain itu, kamu ada tanda-tanda keguguran. Jadi harus lebih hati-hati dalam beberapa hari ini." Casie menatapnya dengan iba. Mereka sahabat sejak kecil, Casie mengerti kesedihan Sherly. Casie menggenggam tangan Sherly dan berkata, "Kamu tunggu aku dulu. Aku shift pagi hari ini dan akan selesai sebentar lagi. Nanti kita pulang bersama." Sherly mengangguk dan menunggu Casie di koridor luar. Dia menunduk menatap perutnya. Ada tanda-tanda keguguran. Apa bayi ini tahu keputusannya, makanya memilih pergi terlebih dulu? Sherly menekan bibirnya, lalu membawa formulir dan melanjutkan pemeriksaan lain. "Srrr ...." Ponselnya bergetar, notifikasi perubahan saldo rekening. Itu nomor rekening yang baru saja dia buat, khusus buat masa mediasi cerai ini untuk memisahkan keuangannya dengan Evander. Mulai sekarang, semua pendapatannya akan masuk ke rekening itu. Bersamaan dengan notifikasi bank adab pesan baru yang masuk juga. [Pembayaran royalti lagu sudah ditransfer. Silakan diperiksa.] Sebelum menikah dengan Evander, Sherly adalah seorang musisi di balik layar. Dia menyukai musik. Sewaktu ayahnya masih hidup, dia adalah nona besar Keluarga Lunardi yang bisa mendapatkan apa pun. Jadi bakat ini sudah dilatih sejak kecil. Setelah hidupnya jatuh bangun, membuatnya lebih memahami kehidupan. Mungkin ayahnya tidak akan menyangka, setelah dia meninggal, keahlian yang dulu hanya dianggap hobi itu, akhirnya menjadi sumber penghidupannya. Setelah berpikir sejenak, Sherly membalas, [Sudah diterima, terima kasih.] Balasan datang dengan cepat, [Itu hakmu. Jujur saja, selama beberapa tahun ini kamu sudah mengeluarkan banyak lagu yang sangat populer. Kamu benaran nggak mau kembali lagi? Aku kasih tahu, akhir-akhir ini ada sebuah program yang sangat cocok untukmu. Detailnya sudah aku kirim ke emailmu, kamu lihat dulu. Aku bahkan sudah menyisihkan satu kuota spesial untukmu sebagai peserta.] Sherly membuka emailnya. Itu adalah sebuah acara kompetisi musik, formatnya tidak rumit, mirip acara musik yang dulu sering dia tonton, tapi harus karya asli. Sherly membalas, [Aku pikir-pikir dulu.] Setelah itu, dia meletakkan ponsel. Perutnya terasa sedikit nyeri. Dia kembali teringat pada ayahnya. Hari ini sudah dua kali dia memikirkan ayahnya. ... Sementara itu, di dunia maya, trending topik terus bermunculan. #HannaKankerLambung# #FloristTerkenalHannaHitungMundurHidup# #EnamBulanTerakhirHannaTersenyumMelawanPenyakit# ... Berita paling viral berbunyi. "Jurnalis melaporkan, florist terkenal Hanna didiagnosis kanker lambung dan hidupnya hanya tinggal enam bulan lagi. Namun dia nggak menyerah, bahkan akan membagikan semua aktivitasnya selama enam bulan terakhir secara online. Kisah hitung mundur kematian kini benar-benar terjadi." Dalam video, Hanna tersenyum lemah ke arah kamera dan berkata, "Dalam enam bulan terakhir ini, aku akan membagikan pengalaman hidupku secara online. Aku nggak ada maksud lain, hanya ingin memberi semangat pada orang-orang yang sakit sepertiku. Semoga semuanya bisa cepat sembuh." Jurnalis itu kembali muncul di depan kamera, "Menurut informasi yang kami dapat, Hanna dan Evander, CEO Grup Stelle sudah lama dikabarkan memiliki hubungan spesial, tapi Pak Evander sudah menikah. Nggak tahu apakah nanti akan ada versi nyata mengejar istri sampai ke kuburan dari Pak Evander?" Hanna sepertinya memerhatikan jurnalis itu. Dia tersenyum dan melangkah mendekat, lalu dengan sopan memotong pembicaraan. Dia melihat ke arah kamera. "Aku memang menyukai Kak Evander dan itu bukan hal yang perlu disembunyikan." "Dia begitu hebat, aku yakin bukan hanya aku yang menyukainya." "Tapi aku menegaskan kalau aku nggak akan jadi orang ketiga dalam pernikahan orang lain. Itu prinsip hidupku. Terima kasih." ... Begitu selesai bicara, Hanna keluar dari jangkauan kamera, membiarkan jurnalis melanjutkan liputan. Dia berjalan melewati kerumunan, masuk ke mobil, baru setelah itu tersenyum. Di sampingnya duduk seorang perawat pendamping khusus dari Negara Canara dan menyerahkan air hangat dengan wajah ragu. "Kalau ada yang ingin dikatakan, katakan saja," kata Hanna dengan dingin. "Sopir orang kita sendiri." Baru setelah itu perawat pendamping khusus itu berkata dengan suara pelan, "Nona Hanna, hasil diagnosa Anda sebenarnya hanya tukak lambung. Kamu meminta klinik kami memalsukan data menjadi kanker lambung itu sudah berisiko tinggi. Tapi kenapa kamu masih mau melakukan siaran langsung?" Hanna tersenyum meremehkan, sampai perawat pendamping khusus itu kebingungan. "Klinik kalian termasuk lembaga medis?" tanya Hanna. Perawat pendamping khusus itu mengangguk. "Bukankah rekam medisku disimpan secara terpisah?" Perawat pendamping khusus itu kembali mengangguk. "Apakah di rekam medisku, tertulis kalau aku menderita kanker lambung stadium akhir dan sisa hidup hanya setengah tahun?" Perawat pendamping khusus itu tampak ragu, tapi akhirnya tetap mengangguk. Hanna tersenyum sinis. "Jadi, itu artinya benar, nggak perlu takut kalau ada yang periksa." "Tapi Nona Hanna, Anda sebenarnya bukan mengidap kanker lambung, kalau nanti ...." Hanna langsung menatapnya dengan tajam. "Ada dua cara menyelesaikan masalah ini." "Pertama, nanti aku akan berobat di klinik kalian atau di tempat lain. Lalu terjadi keajaiban karena cinta." "Kedua, klinik kalian salah diagnosa, itu berarti kesalahan medis, membuatku salah diobati selama ini." Ancaman di wajah Hanna semakin kuat. "Menurutmu, mana solusi yang lebih baik?" Wajah perawat pendamping khusus tampak jelek. Akhirnya dia hanya berkata, "Maaf, Nona Hanna, aku yang terlalu khawatir. Anda memang sudah memikirkannya dengan matang." Hanna mendengus dingin. "Nona Hanna, kita mau ke mana sekarang?" tanya perawat pendamping mencoba mencairkan suasana. Hanna menjawab santai sambil menatap ponselnya, "Rumah Sakit Algora." Perawat pendamping tampak panik. "Tapi ...." "Aku hanya membawa rekam medis untuk minta obat pereda nyeri saja, nggak perlu tegang." Kemudian, Hanna mengirim pesan menyuruh Evander menjemputnya di rumah sakit. Evander segera membalas. [Baik.] Pada saat yang sama, Sherly sedang berada di toilet rumah sakit. Perutnya nyeri, tangannya menggenggam selembar tisu dan ada bercak darah di sana. Tanda-tanda keguguran.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.