Bab 558
Saat ini hampir musim panas, tapi Catherine tiba-tiba merasakan hawa dingin di udara.
Meskipun Catherine telah menangkap basah Shaun, bukan saja Shaun tidak menjelaskan, tetapi Shaun juga tidak menyembunyikan rasa jijik yang dia rasakan ketika Catherine muncul. Bagaimana Shaun bisa melakukan itu?
"Shaunic, jangan seperti itu," ucap Sarah buru-buru, “Bagaimana pun juga, dia istrimu."
Shaun mendengus. “Jika aku tidak berpikir bahwa Sarah sudah meninggal sebelumnya, dia tidak akan menjadi istriku. Ayo pergi, Sarah. Aku akan mengantarmu pulang.”
Setelah Shaun berbicara, Shaun meraih tangan Sarah dan pergi.
Catherine merasa seolah-olah darah di tubuhnya sudah dingin. Air mata menggenang di matanya saat dia berkata, “Shaun, kamu berani pergi? Jika kamu pergi, aku tidak akan pernah memaafkanmu lagi.”
Shaun menoleh ke belakang. Wanita di belakang mengenakan gaun berwarna krem. Dia hamil dua bulan, tetapi sosoknya lemah seolah-olah angin bisa menerbangkannya kapan saja.
Pada saat ini, jantung Shaun berdenyut kesakitan. Dia ingin kembali, tetapi dia ingat sebuah suara di kepalanya yang mengatakan, “Orang yang kamu cintai adalah Sarah ..."
Catherine bukanlah wanita yang dicintainya.
“Aku sama sekali tidak membutuhkan maafmu. Aku terlalu malas untuk kembali ke tempat di mana juga ada kamu.”
Shaun memegang tangan Sarah dan pergi tanpa melihat ke belakang.
Shaun tidak melihat wajah Catherine berubah sepucat orang mati pada saat ini.
Bagaimana Shaun bisa begitu ... tidak berperasaan?
Di mana Shaun yang telah bersumpah untuk mencintainya selamanya?
Di mana Shaun yang mengatakan dia tidak menyukai Sarah?
Tiba-tiba, penglihatan Catherine menjadi gelap.
Bibi Yasmine langsung memeluk Catherine. Elle memanggil dokter keluarga dengan tergesa-gesa.
Nyonya Besar Hill dan Tuan Besar Hill mendengar kabar itu dan bergegas datang. Ketika mereka mendengar bahwa Shaun memegang tangan Sarah dan pergi, Nyonya Besar Hill sangat marah. "Ini konyol. Istrinya sedang hamil, tapi dia masih berhubungan dengan wanita lain di luar. Suruh Shaun segera pulang.”
“Saya sudah mencoba menelepon, tapi Tuan Muda Hill Sulung tidak mengangkat telepon saya,” ujar Bibi Yasmine tanpa daya.
“Bajingan itu! Berikan padaku ponselnya.” Tuan Besar Hill mengambil ponsel dan menekan nomor Shaun.
“Ada apa, Kakek?”
“Shaun, istrimu pingsan. Kembali ke sini sekarang juga!” Tuan Besar Hill mengamuk, “Aku tidak peduli apa yang terjadi antara kamu dan Sarah di masa lalu, tapi kamu sudah menikah sekarang. Kamu yang menikahi Catherine dengan sukarela. Kamu harus bertanggung jawab sekarang, karena dia hamil. Seorang pria harus bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.”
Shaun terdiam di seberang telepon. Tepat ketika Shaun akan berbicara, terdengar suara seorang wanita berteriak kesakitan.
“Kakek, aku ada sesuatu yang harus dilakukan di sini. Aku tidak bisa berbicara denganmu sekarang. Aku bahkan bukan dokter. Kakek dapat membawanya ke dokter, jika dia pingsan. Aku akan membesarkan anak-anak. Ada pun Catherine, aku akan memberinya sejumlah uang.”
Shaun menutup telepon setelah dia selesai berbicara.
Tuan Besar Hill hampir memuntahkan darah.
Apakah itu kata-kata yang akan diucapkan manusia?
Mengapa dia memiliki cucu yang tidak berperasaan dan tidak tahu bersyukur?
Tuan Besar Hill berbalik dan melihat Catherine yang sudah siuman. Tidak ada yang tahu kapan Catherine siuman. Catherine menatapnya dengan mata melebar dan senyum sedih.
"Kakek, apakah Shaun ingin mengusirku dengan memberi uang?" Catherine menunjukkan ekspresi sedih.
Tuan Besar Hill menegang. Dia ingat bahwa dia selalu mengubah volume ponsel ke yang tertinggi karena dia sudah tua dan memiliki pendengaran yang buruk.
Catherine pasti sudah mendengar semuanya.
Nyonya Besar Hill juga panik. Dia takut Catherine akan syok. Ditambah lagi, dia sedang mengandung anak kembar sekarang. "Tenang. Selama kakekmu dan aku di sini, kami tidak akan pernah membiarkan dia menceraikanmu. Ada pun Sarah, kami tidak akan setuju jika Shaun bersama dengannya.”
“Sebelumnya, kalian juga tidak setuju Shaun bersamaku, tapi bukankah dia tetap menikah denganku pada akhirnya?” ucap Catherine.