Bab 252
Wulan menjawab sambil mengangkat dagunya, "Rahasia."
Lydia dan Satya segera bertepuk tangan. "Wulan ini hebat sekali, masih kecil sudah bisa menjaga rahasia."
Wulan tersipu malu sambil tersenyum. "Ya!"
Setelah olahraga dan mandi, mereka sekeluarga duduk bersama di meja makan.
Baru saja bisa berbicara dengan Kakek dan Nenek, Wulan ingin sekali menceritakan semua hal pada mereka.
Gadis kecil itu bagai burung pipit, berkicau tanpa henti. "Kakek, Nenek, masakan koki di rumah kita lezat sekali."
"Kalian suka makan apa, bisa bilang padanya, nanti dia buatkan."
"Jangan sungkan!"
Lydia merasa seperti sedang bermimpi. Kemarin dia hanya memberi Wulan sebuah saran, dan ternyata anak itu sungguh berubah jadi lebih baik?
Satya ikut menjawab, "Baiklah."
Lydia teringat sesuatu, dan segera berkata, "Untuk merayakan Wulan akhirnya bisa ngobrol lancar dengan kami, bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita ajak dia jalan-jalan?"
Wulan cepat-cepat menanggapi, "Sepertinya nggak bisa."
Lydia memandangnya

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link