NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 304

"Apa kamu nggak bisa suruh Sandara yang urus?! Meski kamu nggak bekerja, aku bisa hidupi kamu seumur hidup." Tidak ada kehangatan di mata Serina dan suaranya sedikit dingin, "Aku bekerja karena aku suka, bukan karena aku nggak mampu menghidupi diri sendiri." "Meski kamu suka, kamu nggak bisa bekerja ketika sakit. Kamu nggak bisa pergi ke mana pun hari ini, kamu harus istirahat!" "Aldi, aku nggak mau bertengkar denganmu. Kontrak itu sangat penting, nasibku juga nggak sebaik Merina. Ada orang yang menyuntikkan dana triliunan padanya dengan mudah!" Ada keheningan di bangsal. Setelah beberapa saat, Aldi memandang dia dan berkata, "Apa kamu cemburu?" "Aku nggak sesantai itu!" "Apa pun yang terjadi, aku nggak akan biarkan kamu kembali ke perusahaan hari ini." Setelah mengatakan itu, di depan Serina, dia menelepon untuk mengatur dua pengawal menjaga pintu bangsal. Serina menggertakkan gigi karena marah, "Kenapa kamu membatasi kebebasanku?!" "Aku pacarmu sekarang dan kamu belum sehat." Serina menoleh ke samping dengan dingin, setelah marah beberapa saat, dia menelepon Sandara dan meminta Sandara untuk mengirim kontrak padanya. Siapa sangka Sandara sepertinya sudah berdiskusi dengan Aldi dan langsung berkata, "Serina, istirahatlah dengan baik hari ini, urusan kontrak akan kutangani." "Kontrak itu sangat penting, kamu harus berhati-hati." "Aku tahu, jangan khawatir, aku berjanji nggak akan ada masalah." Setelah menutup panggilan telepon, Serina menatap Aldi dengan marah, "Aku nggak akan kembali ke perusahaan hari ini, apa kamu bisa pergi sekarang?" Aldi mengangguk, lalu bangun dan pergi. Melihat punggungnya, Serina tiba-tiba merasakan sedikit kesedihan tanpa alasan. Biarpun tak puas dengan sikap Aldi yang sombong, dia sedikit terharu karena Aldi menemaninya saat dia sakit. Dia tidak menyangka ketika dia meminta Aldi pergi, Aldi benar-benar pergi! Namun, dia malu untuk meminta Aldi menemaninya, jadi dia hanya membuang muka dan tidak mau menatap Aldi. Pintu bangsal terbuka dan tertutup, seluruh bangsal hening. Setengah jam kemudian, tepat ketika Serina mengantuk, pintu bangsal tiba-tiba terbuka, membuat dia kaget hingga hilang rasa kantuknya. Melihat Aldi kembali, dia mengernyit dan berkata, "Untuk apa kamu kembali?!" Aldi seakan tidak melihat wajah Serina yang masam, dia berjalan ke samping ranjang, membuka meja lipat dan mengeluarkan satu porsi bubur ayam serta satu porsi air jahe dari kotak makanan. "Kamu nggak makan apa pun tadi siang. Dokter bilang kamu harus makan makanan yang ringan. Aku pergi beli bubur." Serina sangat heran, "Apa kamu tadi pergi beli bubur?" "Kalau nggak?" Saat berbicara, dia menyerahkan sendok pada Serina. Serina mengerucutkan bibirnya, dia memang sedikit lapar sekarang. "Terima kasih." Dia mengambil sendok dan menunduk untuk makan bubur, hatinya terasa hangat. Setelah dia menghabiskan bubur, Aldi menyuruh dia minum air jahe gula merah lagi, lalu membenahi barang-barang dan duduk di samping ranjang. "Apa perutmu masih sakit?" Serina menggeleng, "Sudah mendingan." "Hmm, mengenai suntikan modal pada Jinne, saat itu aku nggak tahu Direktur Madelinne adalah kamu dan ini adalah utangku padanya. Mulai sekarang ...." Sebelum dia selesai berbicara, Serina menyela dengan ringan, "Aku nggak mau dengar tentang masa lalu antara kamu dan dia. Aku hanya berharap kamu bisa menepati janjimu padaku." Aldi terdiam beberapa saat, lalu mengangguk dan berkata, "Oke." Suasana yang tadinya hangat menjadi sedikit dingin karena Aldi menyebut Merina. Tak satu pun dari mereka berbicara lagi, keduanya tahu betul bahwa Merina adalah duri di pihak mereka, selalu menyakiti satu sama lain tanpa sengaja. Apakah duri ini bisa dihilangkan atau tidak, inisiatifnya ada di tangan Aldi. Setelah infus habis, dokter membuka resep untuk Serina dan Aldi mengantarnya pulang ke vila. "Kamu istirahat di kamar. Kalau butuh sesuatu, panggil aku. Aku ada di ruang kerja." Serina mengatupkan bibirnya dan berkata perlahan, "Aku merasa jauh lebih baik sekarang. Kamu pergi ke perusahaan saja. Aku baik-baik saja."

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.