NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 10 Susan, Kamu Serius?

Bisa dibilang, proyek Samara Tama dengan Nusa Biru gagal. Begitu memasuki kantor, Susan melihat orang-orang di dalam tampak sedih. Tanpa sadar, dia juga menghela napas. Kembali ke ruangannya, Susan memilah-milah data klien sebelumnya. Meski Nusa Biru sudah tidak ada, setidaknya masih ada klien lain yang perlu ditindaklanjuti. Melihat Kenny yang lesu, Susan merasa tidak enak hati. Semua orang mengerahkan banyak upaya untuk proyek Nusa Biru. Mereka menunggu proyek tersebut membuahkan hasil sehingga semuanya bisa pergi berlibur dan bersantai, tetapi rencana itu gagal karena dia. Susan membolak-balik data di tangannya. Dia tiba-tiba melihat nama Grup Batara dalam daftar. Apa Grup Batara juga membuka tender proyek? Dia dan Jovan Batara adalah kenalan lama, tetapi mereka sudah lama tidak bertemu. Entah pria itu masih mengingatnya atau tidak. Namun, jika bisa mendapatkan proyek Grup Batara, mungkin perusahaan mereka bisa keluar dari kesulitan ini. Susan merasa tidak yakin. Setelah menemukan nomor telepon Jovan, dia pun menghubungi nomor itu dengan gugup. Telepon berdering beberapa kali. Jantung Susan juga ikut berdebar kencang. Tepat di saat dia mengira lawan bicara tidak akan menjawab dan hendak menutup telepon. Namun detik berikutnya, suara serak dan rendah Jovan terdengar dari telepon. "Susan?" Susan segera menyemangati dirinya sendiri. "Ini aku. Aku lihat Grup Batara sedang membuka tender proyek. Aku ingin membahas kerja sama denganmu. Apa kamu punya waktu?" "Tentu saja. Kalau soal kerja sama, lebih baik kita bertemu langsung saja." Di ujung telepon, bibir Jovan melengkung membentuk senyum tipis. "Begini saja. Kapan kamu ada waktu? Ayo kita bertemu." Susan tak kuasa menahan rasa senang. Sepertinya ada harapan. "Oke, besok bisa?" "Kalau begitu, sampai jumpa besok." Jovan menyetujui dengan cepat. "Sampai jumpa besok." Susan menutup telepon dan berusaha menahan kegembiraannya. Jika kerja sama ini bisa dipastikan besok, dia baru akan membagikan kabar baik ini pada semua orang. Keesokan paginya, Susan pergi ke Grup Batara sesuai dengan waktu yang disepakati. Mendengar kedatangannya, asisten Jovan turun untuk menyambutnya secara pribadi. "Nona Susan, Pak Jovan sedang rapat, jadi mungkin kamu perlu menunggu sebentar." Susan mengangguk. Dia mengikuti asisten itu ke ruangan Jovan. Saat melewati ruang rapat, Milana keluar dari dalam dan keduanya saling berpandangan sejenak. Susan lebih dulu menyapa. "Nona Milana, kebetulan sekali." Milana menoleh ke belakang untuk melihat orang-orang di ruang rapat, lalu berkata sambil tersenyum, "Kebetulan sekali. Nggak disangka, Nona Susan hebat juga." Mendengar perkataan Milana yang penuh sindiran, Susan tersenyum dan membalas, "Bisa punya kemampuan seperti itu di usia semuda ini, aku masih jauh kalah dibandingkan Nona Milana." Keduanya penuh persaingan terselubung. Tepat di saat ini, Hardy dan Jovan keluar bergantian. Saat melihat Susan, Hardy tiba-tiba mengerutkan kening. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Jovan menjawabnya, "Dia datang untuk membahas kerja sama denganku." Hardy menarik kembali pandangannya. Dia tidak tertarik dengan apa yang dilakukan Susan. Sebaliknya, dia berkata kepada Jovan, "Tolong bantu jaga Nusa Biru." Mendengar kalimat itu, tangan Susan yang memegang tas tiba-tiba menegang. Ternyata, Hardy bukan tidak bisa begitu lembut dan perhatian. Hanya saja, orang yang perlu pria itu jaga dengan penuh perhatian bukanlah dirinya. Jovan menatap bibir pucat Susan. Dia tiba-tiba mengerti sesuatu. "Nusa Biru sudah cukup punya pendukung sepertimu. Seharusnya nggak butuh Grup Batara lagi. Lupakan saja soal kerja sama." Hardy mengangkat pandangannya. Nada suaranya tampak tidak senang. "Tadi kamu nggak bilang begitu." "Aku tadi hanya mempertimbangkan. Aku belum menyetujuinya." Jovan mengangkat tangannya dan meletakkannya di bahu Hardy. "Aku yakin kamu bisa membuat Nusa Biru bersinar." "Serius?" Pandangan Hardy tanpa sengaja menyapu Susan. Setelah dia muncul, Jovan langsung mengubah kata-katanya. Jovan mengangguk. "Kamu boleh pergi sekarang." Hardy juga tidak memaksanya, lalu membawa Milana pergi. Milana berkata dengan penuh arti, "Nggak disangka, Jovan kenal dengan Susan. Sepertinya hubungan mereka cukup baik." Hardy hanya menjawab dengan setengah hati, "Hmm."

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.