Bab 18
Beberapa hari kemudian, akhirnya dia mengetahui jawabannya.
Hari itu, Kinara dan Wildan duduk di taman sambil menikmati teh sore.
Angin bertiup, membawa aroma melati yang semerbak.
Ini adalah bunga favorit Kinara, dia spontan menengadahkan pandangan ke arah pria tampan di hadapannya.
Tentu saja, lautan bunga melati di taman ini pasti juga hasil pengaturannya.
Ternyata benar, pria itu menangkap pandangannya, dan tersenyum lembut. "Kamu pernah menulis di media sosial, mengatakan bahwa mencium aroma melati sambil minum teh sore adalah hal yang paling indah."
Kinara tersenyum kecil, samar-samar dia mengingat hal itu.
Postingan spontan di media sosial yang dibuat sembarangan, ternyata Wildan memperhatikannya sedemikian serius.
Pada saat itu, Kinara kembali teringat pada satu pertanyaan yang selalu ada di pikirannya.
Dengan sifatnya yang terus terang, dia langsung bertanya kepada pria itu, "Wildan, kenapa harus aku yang kamu nikahi?"
Mendengar itu, Wildan meletakkan cangkir kopi, menatapnya

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link