Bab 270 Dia Adalah Anak Usia Delapan Tahun
“Sean, kenapa kau ....” Elior langsung bereaksi. Dia mengulurkan tangannya pada Sean yang masih berbaring di kasur.
“Jangan sentuh aku!” Sean mengelak. Ray mendekatinya. Dia takut kalau Sean akan membuka luka di dadanya.
“Sean, jangan bergerak! Awas, lukamu!”
Kali ini, Sean bereaksi lebih ganas. Dia bahkan mengibaskan tangannya yang terhubung dengan infus ketika Ray mendekatinya.
“Sean, ada apa? Ini aku! Aku! Ray!”
Elior memegang Ray yang hendak mendekati Sean. “Tenanglah. Ada yang tidak beres dengan Sean.”
“Siapa kalian? Keluar! Keluar!” Sean berbicara seperti seorang anak kecil. Dia melihat ke arah orang-orang yang ada di sekitarnya ketakutan. Tiba-tiba, ketika matanya melihat ke arah perempuan satu-satunya yang ada di ruangan ini, dia berhenti.
Sesaat kemudian, Sean sudah tidak peduli lagi dengan semua selang yang ada pada dirinya. Dia langsung memeluk Jane di depan semua orang dengan suara sedih. “Kakak, aku takut.”
Jane membeku. Dia begitu tegang begitu dia menundukkan kepalanya dan melihat ke arah lelaki yang kini meminta bantuan dia pelukannya.
Bukan hanya Jane, semua orang di ruangan ini langsung diam membatu. Mereka berdiri diam sambil melihat pemandangan aneh ini.
“Apakah ini ... Sean?” Ray bertanya sebuah pertanyaan yang sekarang ada di kepala semua orang.
Wajah Elior berubah menjadi masam. Dia berteriak dengan suara pelan, ”Cepat! Beritahu Professor Ludd.”
Professor Ludd adalah dokter yang menangani Sean.
“Kakak, minta mereka untuk pergi, ya?”
Jane melihat ke arah wajah tampan Sean. Mata Sean terlihat seperti mata anak kecil yang ketakutan. Jane memperhatikan kalau ujung kemejanya dipegang erat oleh Sean. Reaksi Jane begitu lambat. ’Apakah ini ... dia?”
Professor Ludd sudah datang. Dia melihat kalau ada yang tidak beres dengan pasiennya. Sean menolak untuk diperiksa. Dia terus memegang ujung kemeja Jane.
Professor Ludd pun tidak berdaya. ”Tuan Stewart tidak mau bekerja sama.”
Semua orang melihat ke arah Jane begitu dokter ini berbicara. Ekspresi wajah Jane berubah. Tidak ada gunanya mereka melihat ke arah Jane kalau Sean menolak diperiksa, kan?
“Dia hanya mau mendengarkanmu sekarang,” kata Elior dengan nada suara datar.
Makna kalimatnya ini sudah jelas.
Dengan dilihat begitu banyak orang, Jane mendesah dan mencoba sebaik yang dia bisa untuk merayu Sean yang sudah terlihat seperti anak kecil.
Jane merasa kalau sekarang ini dia tidak sedang berhadapan dengan seorang lelaki dewasa melainkan pada anak kecil.
Hasilnya ....
“Tuan Stewart tidak bisa mengingat masa lalunya.”
Elior juga seorang dokter. Dia menjadi orang paling pantas untuk berbicara dengan Profesor Ludd. “Apa maksud Dokter dia menderita amnesia?”
“Untuk beberapa alasan, jawabannya adalah tidak. IQ dan kesadaran Tuan Stewart sudah menurun kembali ke anak usia delapan tahun.”
Wajah Elior terlihat begitu serius. “Itu berarti dia hanya memiliki pemahaman dan pengetahuan anak berusia delapan tahun?”
Professor Ludd menjawab tanpa nada penyesalan, ”Jangan cemas, kondisi seperti ini akan berubah seiring berjalannya waktu. Atau akan menjadi lebih baik jika ada sesuatu yang memicunya.”
Kalimat ini jelas kalimat penghiburan. Elior juga orang kedokteran. Ketika ada seorang pasien yang mengalami kondisi hilang ingatan seperti ini, mungkin mereka akan membaik dalam kurun waktu satu atau dua bulan atau mungkin tiga sampai lima tahun, atau bahkan bisa lebih lama lagi.”
“Hal bagusnya, sekarang Tuan Stewart sudah sadarkan diri. Semua tanda vitalnya sudah kembali normal.”
Professor Ludd meninggalkan ruangan.
Jane melihat ke arah lelaki yang ada di ranjang ini. Ada ekspresi asing yang Jane lihat di wajah familiernya. Sean terlihat begitu waspada seperti anak kecil yang baru saja melakukan kesalahan.
“Kakak, apa aku membuatmu marah?”
Tenggorokan Jane terasa kering. Dia menggelengkan kepalanya, merasa bingung.
“Lalu, kenapa kau terlihat tidak senang?”
Kalimat Sean terdengar sepolos kalimat anak kecil. Sekarang ini, Jane memalingkan wajah, perasaannya babak belur.