NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content
Pelabuhan TerakhirPelabuhan Terakhir
By: NovelRead

Bab 230

Tiga wanita duduk di kursi belakang. Novi memberi tahu alamat rumah pamannya kepada Teddy, yaitu sebuah desa bernama Desa Segara. Navigasi menunjukkan satu jam dua puluh tiga menit. Teddy bergumam, "Jarak sedekat ini masa butuh selama itu?" Shania langsung merasa mual mendengar itu. "Teddy, pelan-pelan nyetirnya, jangan kebut-kebutan!" Teddy menjawab, "Kak Shania, waktu itu minta cepat, sekarang minta pelan. Kamu plin-plan banget." Shania membalas, "Kalau kamu ngebut, semua orang bisa mabuk!" Saat itu, Siska menyela, "Oh, nggak, nggak, Kak Siska sanggup kok. Kak Siska paling suka ngebut. Yang lelet justru bikin kesal." Shania dan Teddy terdiam. Semoga dia memang bicara soal menyetir. Siska mengerjap, tampak polos dan tak berdosa, tatapannya seolah-olah berkata, "Ya dong, aku memang bicara soal nyetir kok." Karena "permintaan kuat" dari Shania, kali ini Teddy menyetir dengan sangat stabil. Di perjalanan. Shania mengirim pesan kepada Wina. Dia minta tolong untuk mencari tahu apakah Bu Me

Locked chapters

Download the NovelRead App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.