Bab 193
Siska tiba-tiba terdiam.
Begitu pikirannya yang sempat kalut kembali jernih, tiba-tiba dia membalikkan badan dan memeluk Shania erat-erat. "Si ... siapa tadi?" tanyanya dengan suara gemetar.
Denyut jantung Shania bertambah cepat.
Keduanya saling berpandangan, dan secara bersamaan teringat insiden ledakan gas itu.
Mereka melirik jam.
Tepat pukul dua belas malam!
"Ding dong ... "
Suara bel pintu kembali terdengar.
Suasana mencekam itu sebanding dengan adegan film horor yang diputar tengah malam.
Keduanya secara refleks mundur menjauh dari pintu.
Padahal tadi, sang "Master Siska" baru saja dengan gagah berani bilang tidak perlu takut. Kini wajahnya pun diliputi ketakutan.
"Jujur saja, tadi kamu belum kenyang terus diam-diam pesan makanan lagi, ya?" ujar Siska berpura-pura tenang, meski suaranya gemetar.
Keduanya tak mampu bersuara.
Shania tahu dia hanya asal bicara untuk memberanikan diri.
Dia menarik Siska kembali duduk di sofa. "Kita anggap saja nggak dengar, jangan pedulikan."
Siska me

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link