Bab 22 Tantangan
Untung saja, akhirnya Ardelia diusir dari Kota Belmora. Begitu tahu kabar itu, Felisha sangat senang.
Tapi tidak disangka, hari ini malah bertemu Ardelia di sini.
Ardelia menyipitkan mata menatapnya, "Siapa yang bilang aku diusir dari Kota Belmora?"
"Huh, ingin tahu? Aku nggak akan kasih tahu!" Felisha langsung merampas gelang dari tangannya. "Ardelia, kamu harus hati-hati, kalau gelang ini rusak, sekarang kamu sudah nggak sanggup ganti rugi!"
Nada suara Felisha sangat sombong dan angkuh. Dia mengangkat alisnya, "Tapi kalau kamu benar-benar ingin punya gelang ini, berlutut dan bilang sesuatu yang bagus. Siapa tahu aku bisa memberikannya padamu?"
"Nona Felisha, anjingmu ada di sana." Ardelia melirik Vienna dengan datar.
Wajah Vienna langsung terlihat jelek.
Memang benar dia ingin menyenangkan Felisha, tapi ucapan Ardelia terlalu menyakitkan!
Felisha menatap Ardelia dan mengejeknya, "Kalau nggak mau, ya sudah. Keluar saja. Hari ini aku mau sewa seluruh toko ini. Aku mau memilih hadiah untuk ulang tahun Kak Kenzo!"
Kak Kenzo?
Ardelia berpikir sejenak, Kenzo?
Jadi sebentar lagi ulang tahun Kenzo?
"Ardelia, kenapa masih bengong saja? Cepat keluar!" Felisha membentak dengan nada sombong.
"Maaf, Nona Felisha, sepertinya kamu belum punya wewenang untuk itu."
Sikap Ardelia yang selalu tenang dan santai membuat Felisha sangat kesal. Dia mendengus, "Baik, mari kita lihat siapa pemiliknya, aku mau lihat hari ini apakah aku punya hak mengusirmu keluar!"
Felisha membuka ponsel untuk memeriksanya, lalu wajahnya tiba-tiba berseri, "Ya ampun, ternyata ini milik Kak Kenzo! Kak Kenzo memang luar biasa, bisnisnya ada di mana-mana!"
Setelah itu, Felisha langsung menelepon Kenzo dengan senang.
Ardelia menatapnya dengan tenang.
Dia juga penasaran, apa reaksi Kenzo nanti.
"Kak Kenzo." Begitu telepon tersambung, suara Felisha langsung menjadi manja. "Aku ada di Toko Perhiasan Sprune di Kota Jayata. Aku ingin melihat-lihat dengan santai. Boleh nggak hari ini hanya aku yang dilayani?"
Karena jaraknya dekat, Ardelia bisa mendengar suara dingin dan tenang dari seberang, "Kenapa?"
"Soalnya aku merasa di sini terlalu berisik. Kak Kenzo."
Suara Felisha manja sekali, sampai membuat Ardelia merinding.
Di sisi lain, Kenzo sedang duduk di balik meja kantornya yang megah dan matanya tampak dingin.
Felisha memang menyebalkan, tapi dia biasanya tidak akan tiba-tiba meminta hal seperti ini.
Jari Kenzo mengetik keyboard. Beberapa detik kemudian, layar komputernya menampilkan pemandangan di Toko Perhiasan Sprune.
Begitu melihat sosok ramping yang familier itu, Kenzo langsung paham.
Felisha masih merayu di telepon, "Kak Kenzo ... boleh ya ...."
Namun detik berikutnya, teleponnya langsung terputus.
Felisha menatap ponselnya dengan kaget. Beberapa detik kemudian, dia kembali menatap Ardelia dengan sombong dan penuh penghinaan, "Kak Kenzo sedang sibuk. Tapi Ardelia, kamu juga nggak mampu beli, jadi jangan buang waktu pegawai di sini."
Ardelia malas buang waktu dengan Felisha. Dia mengambil gelang dari tangan Felisha, mengeluarkan kartu dan berkata, "Bayar."
Pelayan langsung membawa Ardelia ke kasir, "Nona, harganya 4,5 miliar."
Ardelia hanya mengangguk pelan.
Felisha menyeringai dingin, "Harganya empat miliar lebih. Ardelia, kudengar sekarang kamu kerja di Grup Yolan, gajimu sebulan paling juga hanya beberapa puluh juta. Memangnya perlu sok kaya seperti itu?"
Saat ini, pelayan mendengar sesuatu dari earphone dan langsung berkata, "Maaf, Nona, kartu ini nggak bisa digunakan."