NovelRead
Open the NovelRead App to read more wonderful content

Bab 1 Dia Akhirnya Kembali

Gisella Surbakti duduk di depan meja makan, memandangi makan malam yang telah disiapkan dengan segenap hati menjadi dingin, tetapi orang itu masih belum pulang. Pembantu mendekat untuk bertanya apakah hidangan perlu dipanaskan. Dengan nada datar, Gisella menyuruh pelayan itu pergi lebih dulu. Betapa harmonis dan penuh impian tempat ini sebelum menikah, sekarang justru menjadi dingin dan ironis. Dia masih menunggu tanpa tujuan, menunggu dengan betapa menyiksanya, betapa membuat hatinya dingin! Tiba-tiba, ada suara dari depan pintu. Gisella bergegas pergi membuka pintu. Kegelisahannya sudah digantikan oleh kegirangan. Pintu terbuka, yang di luar ternyata adalah suaminya yang baru menikah setengah tahun, masih dengan bau alkohol yang menyengat. Gisella buru-buru menyangga suaminya yang terhuyung. "Juvent, bisa nggak kamu jangan minum banyak-banyak?" Juvent Bonardi beserdawa dan sengaja menyemburkan bau alkohol ke wajah Gisella. Dia membentak, "Apa hakmu mengatur-aturku?" Seketika, mata Gisella menjadi redup. Dia hanya fokus menyangga tubuh Juvent. Detik berikutnya, Juvent mengentakkan tangan dan mendorong Gisella dengan kasar. Gisella kehilangan keseimbangan hingga punggungnya membentur tiang, lalu jatuh keras ke lantai. "Gisella, jangan berpura-pura di depanku!" Juvent menatapnya dengan jijik. Mata yang dulu begitu lembut dan penuh kasih, kini tampak kejam dan penuh agresi. Gisella berusaha bangun dari lantai. Semua penderitaan harus ditelannya sendiri. Berpura-pura tak terjadi apa-apa, Gisella berkata, "Kalau begitu, Juvent, aku pergi siapkan air mandi untukmu." Mata Juvent langsung membelalak. Dengan mudah dia melontar kata-katanya, "Berhenti! Mau goda aku lagi? Tubuhmu yang kotor ini nggak layak!" Mendengar ini, Gisella membeku di tempatnya. Rasa sakit di tubuh tak ada artinya dibandingkan penghinaan yang diterimanya dari Juvent. Hatinya seolah-olah tercabik-cabik. Mereka adalah pasangan suami-istri yang sah, tetapi setelah menikah, Juvent tidak pernah menyentuhnya. Bahkan saat mabuk pun Juvent merasa jijik, benar-benar sangat membencinya! Dada Gisella sesak sampai hampir meledak, tetapi dia berpura-pura tidak mendengar dan terus berjalan ke depan. Namun, Juvent tidak memberinya kesempatan untuk berpura-pura bodoh dan menghindar. Dia dengan kasar mencengkeram bahu Gisella, memaksanya berbalik badan. Juvent berteriak dengan galak, "Gisella, mau ke mana kamu? Mau cari pria lain?" Gisella mengernyit kesakitan, tetapi tetap tak bersuara. Dia menatapi Juvent dengan mata berkaca-kaca. Melihat bekas lipstik merah terang di kerah kemeja putih Juvent, dia bahkan tidak punya hak untuk menanyakannya. Gisella menundukkan pandangan dengan sedih, lalu menjawab dengan suara datar, "Kalau nggak butuh aku merawatmu, aku capek, mau pergi tidur." Kepatuhan Gisella tidak membuat Juvent merasa puas, justru makin membuatnya marah. "Kenapa? Dari muda sudah bergaul dengan banyak pria, sekarang pun masih sok suci. Nggak mau melayaniku, mau melayani siapa lagi?" Juvent memegang erat baju Gisella seraya menatapnya dengan mata penuh kebencian, seperti pisau yang mengiris hati Gisella perlahan. Jika tinggal untuk melayani, Gisella akan dituduh menggodanya. Jika tidak, dia juga akan dicurigai. Intinya, apa pun yang dilakukannya sekarang selalu salah. "Juvent, aku bukan sengaja menyembunyikan kejadian itu dulu. Aku juga korban. Kamu bilang kamu nggak keberatan," kata Gisella dengan suara serak, seakan-akan ada kerikil yang mengikis tenggorokannya. Juvent menyeringai sinis. Dia tiba-tiba melepaskan Gisella dan berkata dengan santai, "Kamu percaya saja?" Gisella terhuyung beberapa langkah, menggigit bibirnya kuat-kuat. Setelah perdebatan batin yang lama, dia akhirnya menuturkan jawaban yang tidak pernah berani dia tanyakan, "Lalu, kenapa kamu tetap menikahiku?" Tubuh Juvent yang tampan menciptakan bayangan di depan Gisella. Kata-kata kejam bagai jaring menyelimutinya, "Terkubur dalam pernikahan, inilah harga yang harus kamu bayar karena menipuku!"
Previous Chapter
1/23Next Chapter

© NovelRead, All rights reserved

Booksource Technology Limited.