Bab 396
Myria dan Marco ada di dalam kamar istirahat tanpa jendela. Setelah main catur satu putaran, mereka melihat jam. Di ujung koridor ternyata sangat hening. Marco tersenyum putus asa. "Aku sebenarnya memang cari tempat yang sedikit sepi dan tenang."
Siapa sangka dia malah akan terjebak dalam masalah begini. Sekarang mereka berdua terjebak di ruangan ini tanpa bisa meminta bantuan keluar. Seandainya saja mereka ada di kamar nomor satu, mungkin akan ada orang yang lewat di depan kamar. Dengan begitu mereka tinggal mengetuk pintu untuk memberi tahu orang luar kalau ada orang di dalam.
Tiba-tiba, terdengar suara ribut dari luar. Ada banyak suara langkah kaki terdengar berlarian.
Myria dan Marco bertukar pandang dan langsung melihat ke arah pintu.
Myria mengatupkan bibir. Jari-jari rampingnya menggenggam erat sebuah bidak putih.
Mungkin karena tadi dia terlalu fokus main catur, tubuhnya sekarang basah oleh keringat. Tapi rasa panas membara yang seolah ingin menembus kulitnya tadi sudah banyak

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link