Bab 2061 Pertempuran Para Dewa
Bola cahaya energi yang sangat menakutkan lainnya telah turun dari langit. Benda itu tampak seolah-olah seperti meteorit raksasa dari luar angkasa yang telah jatuh dari langit. Area putih yang luas secara tiba-tiba muncul di depan mata mereka. Garis meridian dari pembangkit tenaga Transformasi yang mengalami fluktuasi energi yang menakutkan itu telah hancur, dan saat ini mereka tengah berada di ambang kematian.
Apakah itu para Demigod atau pembangkit tenaga umum, mereka semua merasa bahwa kematian telah mendatangi mereka dan tidak satupun dari mereka yang dapat melarikan diri. "Ini sudah berakhir!" Jim menutup kedua matanya. Formasi Ragnarok telah hancur seketika di bawah serangan kedua Apophis. Semua orang tengah dihadapkan pada situasi kematian yang putus asa ini.
Boom!
Bola cahaya kedua kembali terjatuh dari langit. Namun, itu tidak menyebabkan kehancuran yang sangat mematikan yang sama seperti yang dibayangkan oleh semua orang. Sebaliknya, mereka seolah-olah telah memasuki sebuah ruang yang saling berhubungan. Mereka melihat energi yang cukup menakutkan yang menyebar dengan panik ke segala arah di depan mereka.
Orang-orang ini tidak merasakan perubahan fisik apa pun. Semuanya masih hidup. Setelah beberapa saat, semua orang mulai menemukan sebuah penghalang energi emas yang secara bertahap tampak semakin menyilaukan di sekitar mereka. Semua yang hadir di sana tampak tercengang. Dari mana penghalang energi ini berasal? Siapa yang memiliki kekuatan yang begitu menakutkan untuk dapat menghentikan pukulan dahsyat Apophis?
Raungan naga yang cukup menggelegar terdengar dengan jelas. Tidak diketahui kapan pastinya sosok Naga Emas raksasa itu melayang diatas udara. Di sana tampak sosok seorang pria yang berdiri di atas kepala naga. Dia memancarkan energi yang cukup menakutkan ke seluruh tubuhnya, dan kekuatannya tidak kalah dengan kekuatan milik Apophis.
Pria ini adalah Tyr. "Bos!"
"Bos!"
"Tyr!"
"Tuan Summer!” Pejuang elit yang tengah berada di tanah itu tampak terdiam untuk sementara waktu. Belakangan, sorakan yang sangat antusias terdengar. Tyr telah tiba. Dia adalah harapan bagi mereka semua, penopang terakhir di hati mereka, penyelamat dunia, dan pada akhirnya dia ada di sini.
"Bos!" Jim menatap Tyr, yang berdiri di atas tubuh naga emas di udara. Dia merasa semua kekuatannya telah terkuras habis, tubuhnya menjadi lemas dan terjatuh ke tanah. Sebelum Tyr kembali, Jim, sebagai sosok Demigod Yang Mahakuasa dari Pasukan Naga dan juga penerus Maxime, harus mempertahankan segalanya. Tekanan yang luar biasa ini telah menghabiskan seluruh energinya. Ketika sosok pilar yang memberikan dukungannya kepada mereka kini telah kembali, Jim akhirnya bisa menghela napasnya dengan lega. "Bos, akhirnya kau ada di sini." Jim menatap Tyr dengan lemah, yang melangkah ke arah naga emas di atas ruang kehampaan.
Senyum lega terpampang jelas di bibirnya. Sementara itu, anak buah Keane dan Tyr juga tampak heboh menyikapi masalah yang terjadi, terutama para anggota Istana Regal, baik itu Lima Anggota Kerajaan, maupun delapan belas orang jendral, tak lupa juga dengan Matthew dan anggota Nemesis lainnya.
Semua orang tampak bersorak keras ketika mereka menyadari bahwa atasan mereka kini telah kembali sebagai seorang Dewa. Saat Tyr menginjakkan kakinya pada tubuh naga emas di langit, tubuhnya terpancar dengan aura yang sangat mendominasi. Apophis, yang berdiri di hadapannya, juga tampak kaget, tapi dengan cepat dia berhasil untuk tenang.
"Dewa?" Apophis mengamati sosok Tyr mulai dari ujung kepala hingga sampai ujung kaki dan berkata, "Kau telah menjadi seorang Dewa!"
"Simpan omong kosongmu itu!" Tyr juga mengunci tatapannya kepada lawannya. “Apophis, kau berusaha menghancurkan dan menguasai dunia ini dengan kekuatan Dewa! Jangan menghayal!”
"Ha ha!" Apophis tersenyum tipis. “Lalu, apakah kau mencoba untuk menghentikanku? Apakah kau berniat untuk menjadi seorang pahlawan dan penyelamat dunia?”
"Tidak!" Tyr menggelengkan kepalanya hingga berulang kali. Dia menatap wajah para saudara laki-lakinya dan anggota keluarganya, "Aku hanya ingin melindungi teman dan keluargaku."
Usai berkata, Tyr memegang Pedang Surgawi miliknya. Dia mengarahkan ujung pedangnya ke arah Apophis dan meraung, “Ayo kita harus bertarung sampai mati!”
"Ayolah!" Apophis mengayunkan pedang berwarna ungu yang cukup besar di tangannya dan berteriak dengan keras. Kedua Dewa perkasa itu memanggil kekuatan ilahi mereka dan berubah menjadi aliran cahaya saat mereka terbang ke arah satu sama lain.
Boom! Pedang Surgawi miliknya saling bertabrakan dengan pedang raksasa berwarna keunguan dan mengeluarkan bunyi dentang yang cukup keras. Suara Guntur dan petir yang tak terhitung jumlahnya tampak meledak ke sekitarnya hanya dalam sekejap, semuanya terlihat sama ganasnya dengan banjir bandang dan tsunami.
Ruang kehampaan telah mengalami goncangan yang sangat hebat. Penghalang yang besar dalam ruangan itu seketika hancur dan lubang hitam yang tak terhitung jumlahnya mulai terbentuk. Para prajurit yang menyaksikan kejadian ini merasa malu saat melihat pemandangan yang terjadi di depannya. Apakah ini duel yang terjadi diantara para Dewa? Kekuatan mereka terlalu menakutkan. Jim, yang tampak sangat lemah, dibantu dari bawah oleh Demigod Pasukan Dragon. Dia berkata dengan sungguh-sungguh, “Kalian semuanya, mundurlah dari Gunung Rospids sekarang juga. Jika tidak, kita semua akan terpengaruh oleh pertempuran para Dewa.” Oleh karena itu, semua prajurit yang masih mampu bergerak membantu teman-teman mereka yang terluka untuk mengungsi ketempat yang lebih aman, satu demi satu.
Setelah beberapa saat, hanya Tyr dan Apophis yang tertinggal untuk melanjutkan duel mereka. Bunyi suara gemuruh dan guntur masih terus saja terdengar diatas langit malam yang pekat. Dalam beberapa menit saja, keduanya telah kehilangan hitungan berapa putaran dalam memberikan perlawanan.
Kecepatan mereka telah lama melampaui batas mereka sendiri. Bahkan seorang Demigod tidak bisa mengikuti kecepatan mereka. Retakan yang terjadi di dalam ruang kehampaan kini telah rusak lebih cepat. Sebuah lubang besar berwarna hitam secara tiba-tiba muncul di atas permukaan langit hanya dalam sekejap.
Pada akhirnya, setelah keduanya mengalami benturan yang ganas antara satu sama lain, Tyr dan Apophis terbang lebih dari selusin kilometer ke belakang ke arah sisi yang berlawanan. Setelah putaran pertama dari pertempuran, tak satu pun dari mereka yang tampaknya mampu melakukan apa pun terhadap lawan mereka. Naga Emas yang ada di bawah kaki Tyr tampak meraung, sementara sayap berwarna keemasan yang ada di belakang punggung Apophis telah terbentang penuh sampai dengan saat ini.
"Menarik!" Senyumnya yang sangat menyeramkan muncul di wajah Apophis seolah-olah dia mengenali kekuatan Tyr saat ini. Detik berikutnya, sayap yang ada di belakangnya mulai membesar. Akhirnya, mereka cukup besar untuk bisa menutupi langit dan matahari. "Hujan deras!" Apophis meledak dengan raungan yang kejam.
Setelah itu, bulu berwarna emas yang tak terhitung jumlahnya mulai tumbuh disekitar sayapnya dan mulai menembak ke arah Tyr. Tyr mencoba untuk mengangkat kepalanya, dan merasa ribuan pasukan prajurit tengah bergegas ke arahnya. Dia menginjak kakinya ke tanah dengan ringan dan terbang ke atas langit.
Naga Suci yang berada di bawah pijakan kakinya juga meraung dan terbang langsung ke atas langit. Tubuh Naga Emas itu telah tumbuh hingga beberapa kali lebih besar. Sisik naga yang keras tampak memancarkan cahaya dingin dan kuno. Naga itu terus-menerus berputar di lautan awan, menggunakan tubuh naganya yang kuat dan sangat keras untuk menahan serangan bulu panah emas yang menghujani dirinya seperti badai hujan. Sebuah tangan yang berukuran besar tiba-tiba muncul diatas langit dan meraih tubuh Naga Emas itu.
Jika seseorang melihat lebih dekat, orang akan menyadari bahwa tangan besar itu berasal dari malaikat raksasa. Tubuhnya tampak diselimuti oleh cahaya berwarna keemasan dan tingginya mencapai hingga beberapa ratus meter, seperti puncak gunung besar yang mengangkangi langit. Malaikat raksasa ini diwujudkan oleh Apophis. Pada saat ini, telapak tangannya yang besar mulai mencengkeram sosok Naga Emas dengan erat saat ia berusaha mencabik-cabik tubuhnya.