Bab 82
Zavier benar-benar tidak mengerti, dari mana asalnya begitu banyak emosi pada Thalia setiap hari, seolah apa pun bisa memengaruhi suasana hatinya.
Menurutnya, itu tidak rasional, juga tidak cukup cerdas.
Pergelangan tangan Thalia masih dicengkeramnya. Di wajah Thalia terlihat matanya yang memerah, air bening berkilau di pelupuknya. Butuh waktu cukup lama baginya untuk menemukan suaranya, "Aku yang emosional?"
Dia tidak tahu dari mana Zavier mendapat kesimpulan itu, tetapi saat ini pikirannya benar-benar kacau, tidak cukup jernih untuk berpikir.
Dia hanya bisa berkata pada Zavier, "Aku cuma ... suasana hatiku sedang nggak baik. Tadi aku ingin bicara denganmu, pasien di tempat tidur nomor empat baru saja meninggal. Nggak tertolong."
Ketika sampai di kalimat terakhir, suara Thalia sudah tercekat, kesedihan itu tak tertahan.
Alis Zavier sedikit menurun, kabut di matanya perlahan menghilang, tetapi sikapnya tetap dingin dan datar. Dia menunduk dan menatap Thalia dengan ekspresi profesional.

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link