Bab 184
Thalia memang takut sakit, tapi dia jarang mengungkit hal ini di depan pria itu. Ini adalah pertama kalinya.
Zavier menatapnya dalam diam, tadi dia sudah memastikan bahwa tulang Hanisha baik-baik saja.
Setelah itu muncul tatapan tegas Thalia dengan rongga mata yang memerah di dalam benaknya.
Zavier mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi Thalia, dahinya terasa sedikit dingin karena dibasahi oleh keringat dingin.
Dia berkata dengan lembut, "Berbaliklah, jangan merajuk."
Thalia mengerutkan bibirnya tanpa bergerak.
Dia menyukai Zavier, tapi dia bukan orang yang bodoh. Thalia bukannya tidak bisa merasa sedih.
Ucapan yang Zavier katakan sebelum ini di koridor seperti sebuah pisau yang menusuk hatinya.
Saat melihatnya tidak bergerak, tatapan Zavier sedikit menggelap.
Entah kenapa dia kembali merasa kesal di dalam hatinya.
Hanya saja dia tidak pergi.
Berdasarkan akal sehat, Zavier pasti akan pergi tanpa ragu-ragu di tengah situasi seperti ini.
Dia sama sekali tidak memiliki kesabaran untuk me

Locked chapters
Download the NovelRead App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link