Bab 3
Tahun ini Melvin berusia 9 tahun dan duduk di kelas tiga SD. Entah kapan dia jadi suka memberontak, seperti seekor landak kecil. Dia mengeluh tentang masakanku tidak enak, menggerutu tentang banyaknya tugas yang kuberikan, menolak permintaanku untuk berlatih piano. Jika aku bertanya dengan situasi di sekolah, dia akan menatapku dengan tidak sabar dan berkata, "Menyebalkan sekali!"
Hanya saja bagaimana dengannya yang berada di dalam foto?
Patuh, mudah diatur, penuh kasih sayang, seperti hewan kecil yang akhirnya kembali ke pelukan induknya. Sudah lama aku tidak melihat ekspresi seperti ini di wajahnya.
Aku menatap foto itu untuk waktu yang lama, lalu mendengar Dessy kembali berkata.
"Rachel, apakah kamu sudah lihat? Orang yang di dalam foto adalah Joshua dan Melvin, 'kan?! Siapa wanita itu? Kenapa Joshua bertindak seperti ini? Kamu masih menjalani masa nifas, tapi dia malah bermesraan dengan wanita lain di depan umum bersama putramu ...."
Dessy berteriak dengan cemas di ujung lain panggilan.
Perhatianku akhirnya teralih dari Melvin ke wanita itu.
Aku menatap sisi wajah wanita di dalam foto dengan lekat-lekat. Meskipun itu hanya sisi wajah, entah kenapa aku merasa sangat familiar.
Kejadian di masa lalu bermunculan di dalam benakku.
Orang itu pasti dia!
"Nita Yurin."
Dia adalah masa lalu Joshua. Aku hampir melupakannya karena tidak ada orang yang pernah mengungkitnya selama bertahun-tahun.
Nita adalah cinta pertama Joshua. Mereka berdua saling mencintai, tapi dipaksa untuk berpisah karena Nita tidak bisa melahirkan.
Hatiku terasa sangat sakit saat melihat Melvin memeluk pinggang wanita itu.
Dessy sepertinya menyadari perubahan emosiku dan bertanya dengan cemas.
"Rachel, ada apa denganmu? Kamu kenal wanita itu? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Jangan-jangan Joshua ...."
"Dessy," selaku dengan suara yang serak. "Dessy, bisakah kamu bantu aku pastikan apakah nama wanita itu adalah Nita Yurin atau bukan?"
"Baik, tunggu kabar dariku!"
Dessy langsung mengakhiri panggilan.
Suasana di dalam kamar sangat sunyi, hanya terdengar napas lembut Melly di dalam pelukanku, serta napasku yang berat.
Joshua ... perceraian ... Nita ... wajah Melvin yang tersenyum .... Semua ini seolah-olah menyatukan kebenaran yang semakin jelas dan juga semakin menyesakkan.
Aku bersandar di dinding dengan lemah dan duduk di lantai.
Tidak lama kemudian, langit di luar sudah menjadi gelap.
Melly terbangun dan mulai merengek karena posisinya yang tidak nyaman, aku langsung tersentak bangun begitu mendengar suara tangisnya.
Aku berusaha untuk berdiri sambil bersandar di dinding. Kebetulan pengasuh masuk pada saat ini dan seperti sedang mengatakan sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengar suaranya dan juga tidak bertanya. Aku hanya menyerahkan Melly padanya dan pergi ke kamar mandi seperti mayat berjalan.
Aku menggigil saat air dingin memercik wajahku, pikiranku yang kacau langsung menjadi jernih.
Aku menatap diriku di dalam cermin. Wajah yang pucat, lingkaran hitam di bawah mata, rambut yang acak-acakan dan menempel di dahi yang basah oleh keringat, serta tatapan yang kosong seperti jurang yang tidak berdasar.
Kondisiku benar-benar sangat mengenaskan dan menakutkan seperti hantu.
Apakah Joshua menemui Nita karena penampilanku menjadi seperti ini setelah selesai melahirkan?
Apa itu emosi yang tidak stabil dan tidak memiliki pekerjaan? Apakah ini semua karena aku tidak secantik Nita?
Saat melihat diriku yang berada di dalam cermin, aku semakin yakin dengan tebakan ini, tapi tebakan hanyalah tebakan. Aku harus bertanya pada Joshua hatinya terbuat dari apa.
Aku melahirkan anak untuknya sampai menjadi seperti ini, tapi dia malah menyukai wanita lain, bagaimana mungkin dia menyalahkanku atas perceraian ini?!
Saat aku sedang mengeringkan wajahku dengan cepat dan hendak menemui Joshua, bel pintu berbunyi.