Bab 25
Saat bangun tidur, di luar jendela, dunia sudah diselimuti hujan.
Hujan masih terus turun.
Begitu turun ke bawah, Cindy melihat Samuel sedang menunggu di pinggir jalan.
Pria itu menghampiri lebih dulu, berniat membantu membawakan koper, nada suaranya menyimpan makna yang sulit dijelaskan.
"Hujan sebesar ini susah dapat taksi, biar aku antar kamu ke bandara."
Kali ini, Cindy tidak menolak.
Dia bisa merasakan, sepertinya masih ada yang ingin dikatakan Samuel.
Kepergian kali ini, benar-benar entah kapan dia akan kembali.
Dia juga ingin mengakhiri beberapa hal dengan jelas.
Setelah mobil melaju, kecepatannya sangat lambat.
Entah karena jalan licin akibat hujan, atau memang Samuel sengaja.
Namun, untungnya waktu masih cukup longgar.
Jadi, Cindy tidak berkata apa-apa, hanya diam memandangi pemandangan di luar jendela.
Waktu terus berjalan, detik demi detik, hingga akhirnya Samuel tidak tahan dengan sunyi menjelang perpisahan.
Dia ingin mengatakan sesuatu, dan mencoba menekan hati yang penuh

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda