Bab 281
Pesan dari Jimmy kembali masuk.
[Kamu begitu khawatir pada Jenny, pasti lukanya cukup parah, ya?]
Sigit langsung paham maksud sindirannya, dia bertanya blak-blakan. [Kamu mau bilang apa sebenarnya?]
Jimmy dengan cepat membalas. [Andai saja waktu belum bercerai, Annika berkali-kali meninggalkanmu hanya untuk mengurus pria lain, apa kamu bisa terima?]
Sigit terdiam.
Jimmy seolah sudah menduga reaksinya, jadi dia terus menambahkan pesan. [Kamu pasti akan marah.]
[Dulu Annika juga begitu.]
[Awalnya dia percaya kamu akan selalu memilih dia.]
[Tapi akhirnya dia sadar, di hatimu, dia nggak pernah sepenting Jenny.]
[Dan pada akhirnya, dia benar-benar menyerah padamu.]
Sigit menatap layar ponsel, matanya memerah membaca satu demi satu kalimat itu.
Jimmy masih menekan lebih jauh. [Kalau hal yang sama menimpa kamu, entah kamu bisa memaafkannya atau nggak.]
[Tapi yang pasti, Annika nggak akan pernah memaafkanmu.]
[Kalau nggak, semua luka yang dulu dia alami, pasti akan terulang lagi.]
Sigit buru-b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda