Bab 216
Langkah itu adalah memasang walkie-talkie di dalam boneka.
Lalu, membiarkan Wulan berbicara langsung dengan kakek-neneknya lewat walkie-talkie.
Mungkin tidak lama lagi, Wulan bisa langsung berbicara dengan kakek-neneknya.
Mataku pun dipenuhi senyum.
Melihat gadis kecil yang aku perlakukan dengan tulus, sedikit demi sedikit membaik ...
Aku merasakan kelegaan yang tidak terkatakan.
Setelah Wulan selesai bicara, dia menyapaku dengan tenang, "Mama, aku mau tidur sekarang."
Aku pun ikut berdiri.
Wulan menjelaskan dengan serius, "Hari ini ada Kakek dan Nenek menemaniku, jadi Mama bisa istirahat."
Aku melihat Wulan memeluk kedua boneka itu, terengah-engah naik ke lantai atas.
Jelas dia masih anak kecil, bonekanya pun besar, sekali memeluk dua, jelas agak kewalahan ...
Namun, dia tidak meminta bantuan siapa pun.
Anak yang sangat mandiri.
Rasa sayangku padanya pun tanpa sadar makin dalam.
Mengingat besok masih harus menemani Wulan dan Prita berjalan-jalan, aku menatap Jimmy sambil berkata, "Har

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda