Bab 198
Suara Sandi makin melemah. "Tapi, siapa yang akan baik padaku?"
Ibunya tidak menginginkannya lagi.
Ayahnya juga tidak peduli padanya.
Dia menunduk menatap tanah, jelas tidak ingin menangis, tapi air matanya tetap jatuh setetes demi setetes.
...
Sigit tidak perlu mengantar anak, tetapi tetap saja di jam antar anak, dia tiba di depan gerbang TK. Melihat wajah menyedihkan Sandi, dia melangkah maju dan bertanya, "Perlu Papa bantu?"
Sandi mendongak, menatap Sigit di depannya, lalu menggeleng sambil berkata, "Nggak usah."
Sigit bertanya dengan bingung, "Kenapa?"
"Karena sekarang setiap hari kamu diam-diam mengikutinya, bukannya itu cuma supaya kamu bisa lebih lama bersamanya?"
"Pasti menyenangkan kalau Papa bisa carikan kesempatan supaya kalian bisa berdua saja, 'kan?"
Itu memang bagus.
Tapi ...
Penyebab utama ibunya sampai putus asa padanya adalah karena ayahnya ...
Kalau saja ayahnya tidak diam-diam mengajaknya menemui Jenny, maka dia tidak akan tertipu oleh Jenny, lalu dengan bodohnya mer

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda