NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 184

Aku dengan susah payah menerima penjelasan itu. "Baiklah." Jimmy tertawa kecil. ... Sigit membuka mata, dan tidak melihat Jenny yang beberapa hari terakhir selalu berbaring di sisinya. Suasana hatinya langsung membaik. Dia bangkit berjalan ke depan pintu kamar Sandi, dan mengetuk, "Saatnya bangun! Hari ini Papa yang antar kamu ke sekolah." Tidak ada jawaban. Sigit membuka pintu, kamar itu kosong. Baru dia teringat, Sandi semalam tidur di rumah neneknya. Sigit berjalan ke ruang tamu, lalu duduk. Sepertinya sejak bercerai dengan Annika, rumah ini berubah, tidak lagi hangat, malah terasa dingin. ... Hari ini gadis kecil itu datang lebih awal. Ketika kami mengantar Wulan, kami melihat dia sudah berdiri di depan pintu, melambaikan tangan ke arah Wulan. Wulan pun tidak sempat berpamitan dengan kami, langsung berlari kecil ke sisi gadis itu. Gadis kecil itu menggenggam tangan Wulan, sambil berjalan dan mengobrol dengannya. Sama seperti beberapa hari ini, Wulan mendengarkan dengan penuh kesaba

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.