Bab 182
Sandi makin lama menangis makin sedih. "Aku kangen Mama."
Cintami memeluk Sandi. "Kalau begitu, telepon saja. Minta dia pulang menemuimu?"
Sandi terisak-isak berkata, "Dia nggak mau aku lagi."
Cintami sangat tidak puas. "Bagaimanapun juga, kamu itu anak kandungnya. Kok bisa dia sekejam itu?"
Karena Sandi pernah melakukan sesuatu yang menyakiti hati ibunya ...
Awalnya, dia masih kecil, tidak tahu apa akibatnya. Namun, belakangan ini, melihat ibunya memperlakukan Wulan dengan baik ...
Sedangkan sikap ibunya terhadap dirinya tetap dingin, itu membuatnya merasa sakit.
Dia tidak bisa menahan diri untuk berpikir, dia telah melukai hati ibunya, pasti ibunya sangat sedih.
Cintami marah sampai mulai menghina Annika.
Sandi menarik ujung baju Cintami. "Nek, itu bukan salah Mama."
Cintami menunjuk dahi Sandi dengan jari telunjuknya. "Sudah sampai begini, kamu masih membelanya?"
"Nggak begitu." Sandi juga tahu meski dia berkata begitu, neneknya tidak akan percaya. Dia pun dengan sengaja mengalihkan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda