Bab 143
Kini, dia benar-benar meninggalkan masa lalu.
Sekarang Annika tampak lembut sekaligus tegar.
Bahkan ketika tadi Jimmy sangat marah, semua emosi negatifnya lenyap saat memeluk Annika.
Hatinya menjadi sangat tenang.
Jimmy sudah menyelesaikan urusan dengan Helen, jadi dia tidak lagi membuang waktu untuk hal itu.
Dia mengeluarkan ponsel dan menelepon sekretarisnya.
"Besok, sebelum pergi ke TK ... "
"Aku ingin semua orang di sekolah tahu apa yang telah dilakukan Jenny."
[Baik.]
...
Sandi mendorong pintu.
Lampu di ruang tamu menyala.
Sigit langsung mendekatinya. "Kenapa baru pulang?"
Sandi terlihat lelah. "Aku sudah menjelaskannya di telepon."
Melihat wajah Sandi yang tampak muram, Sigit tidak berkata apa-apa lagi.
Jenny sadar, sekarang Sigit tiba-tiba bersikap baik padanya, jadi dia ingin memanfaatkan kesempatan ini dan berperilaku sebaik mungkin.
Dia memegang perutnya dan bangkit. "Sandi, kamu tahu kan, kami sangat khawatir karena kamu pulang larut seperti ini?"
Sandi menatapnya sebentar d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda