Bab 886
Wanita paruh baya itu tercengang.
Tak lama kemudian, dia berkata dengan nada datar, "Celine, ayo kita pergi. Setelah ayahmu pulang, baru kita perlihatkan wajah aslinya biar ayahmu tersadar."
Celine bangkit, menatap Surya sembari memaki, "Kamu nggak akan pernah sukses dengan mengandalkan cara kotor, dasar sampah!"
Setelah itu, kedua wanita itu pergi, meninggalkan Surya sendirian.
Untungnya Surya datang atas undangan Budi, jika tidak, mungkin mereka sudah menyuruh anak buah mengusirnya.
Surya menggeleng sambil tersenyum, apa kedua wanita itu bahkan tidak percaya pada suami dan ayah mereka?
Atau mereka belum menyadari masalah yang dihadapi Grup Horman?
Pendeknya Surya merasa Budi bisa mengoperasikan perusahaan sebesar itu, pasti bukanlah orang bodoh.
Selanjutnya, Surya memejamkan mata dan bermeditasi, menunggu dalam diam.
Hingga setengah jam kemudian, seorang pria paruh baya masuk dengan tergesa-gesa.
Surya membuka matanya.
Pria itu berusia lima puluhan tahun, berperawakan agak gemuk, den

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda