Bab 1230
Setiap orang mempunyai takdirnya masing-masing.
Namun, kali ini gadis itu mengambil inisiatif untuk bertanya, "Siapa namamu, Kak?"
"Namaku Surya."
"Kak Surya."
Setelah itu, ruang tamu kembali hening.
Setelah beberapa saat, Ava duduk dengan tegak, menundukkan kepala, lalu berkata perlahan, "Aku melarikan diri dari gunung."
"Melarikan diri?" Surya agak terkejut.
Ava tiba-tiba tersenyum, lalu berujar, "Ya, aku bisa melihat kalau kamu adalah orang penting. Kamu mungkin menganggap orang-orang seperti kami ini konyol."
"Nggak, kok. Kamu jangan salah paham."
Ava tidak menjawab pertanyaan itu. Dia seperti sudah menemukan seseorang untuk meluapkan keluh kesahnya.
Dia seakan sedang bercerita, tapi juga seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri.
"Di pedalaman gunung, kami hidup dengan sangat miskin. Kamu mungkin nggak akan bisa membayangkan semiskin apa hidup kami."
"Nggak bisa makan?"
"Dibandingkan dengan kekurangan makanan, kemiskinan secara moral itu lebih mengerikan."
Surya tidak menjawab

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda