NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 323  

“... Eh? Bukankah ini blazer yang aku beli untuk Gerald?” Felicity bertanya dengan nada tinggi, nada suaranya terdengar bingung.  Tidak diragukan lagi, Felicity yakin sekali bahwa dia yang telah membeli blazer itu siang tadi untuk Gerald.  “Apa kamu yakin, Felicity?” Cassandra bertanya untuk mempertegas.  Cassandra mengambil blazer itu dari tangan Felicity dan memperhatikannya dengan cermat, dan memang benar bahwa blazer itu persis sama dengan yang mereka beli tadi siang. ‘Bagaimana mungkin itu terjadi? Mengapa blazer Gerald bisa berada di dalam mobil Maybach yang mereka tumpangi?’ Gadis-gadis itu memikirkan hal yang sama, kebingungan tampak jelas di mata mereka ketika bergantian mereka menatap Leopold yang tengah sibuk mengemudi. Leopold yang sejak tadi dingin dan tenang, sekarang agak gelisah.  Tuan Crawford dengan jelas memintanya untuk merahasiakan jati dirinya.  Namun percakapan para gadis itu tak urung membuat situasinya berubah menjadi aneh bagi Leopold. “Blazer itu milikku. Aku biasanya menaruhnya di kursi belakang.“ Leopold mencoba berbohong. Felicity dan Cassandra saling pandang. Mereka meragukan pengakuan Leopold karena blazer itu harganya kurang dari seribu dolar. Sementara Gerald biasanya mengenakan blazer seharga sekitar 300 dolar, kecil sekali kemungkinannya bahwa Leopold adalah pemilik blazer itu.  Saat itu Leopold mengenakan blazer yang harganya mencapai tidak kurang dari 5 ribu dolar.  ‘Oh, Tuhan, Gerald berada di mobil ini sebelum mereka?’ Gadis-gadis berkata dalam hati masing-masing, mereka kaget.  “Sungguh blazer itu milikku, hentikan spekulasi kalian. Sesekali aku juga memakai baju santai!” suara Leopold agak bergetar. Dia sadar bahwa para gadis itu tidak percaya penjelasannya. Seorang yang merasa bersalah biasanya akan mulai banyak bicara. Cassandra mengetahui hal dari pengalamannya sendiri. Felicity juga tidak percaya dengan Leopold. Dia memasukkan tangannya ke saku blazer dan mengeluarkan ponsel yang tadi menyebabkan pantatnya sakit ketika tidak sengaja mendudukinya. “Bukankah… ini ponsel Gerald?” Felicity bertanya, dia terpana sambil mengamati ponsel yang tampak familiar itu. “Coba aku lihat!” Felicity berkata dengan suara keras, tangannya gemetar ketika akan memegang ponsel itu. Sebelum Felicity berhasil mengambil ponsel itu, Yvonne sudah merebutnya duluan… ’Benar, ini milik Gerald!’ Yvonne berkata pada dirinya sendiri. ‘Tuan Crawford pasti lupa dan tidak sengaja meninggalkan blazer dan ponselnya karena terburu-buru,’ Leopold menyimpulkan di dalam benaknya. Tetapi Leopold bukan orang yang mudah menyerah di bawah tekanan. Meskipun para gadis itu terus mencecar dengan pertanyaan-pertanyaan, Leopold tetap diam dan menolak untuk mengatakan apapun. Misi Leopold berhasil dijalankan dengan sempurna begitu para gadis itu tiba di kampus. Setelah menurunkan mereka, Leopold bergegas melajukan mobilnya. “Jadi… Bu Dosen, apakah semua ini benar? Jadi Gerald yang telah menyelamatkan kita? Jika tidak bagaimana mungkin blazer dan ponsel Gerald ada di dalam mobil! Kalau dipikir-pikir, Gerald juga yang pertama kali mengetahui bahwa kita diculik!” Yvonne berteriak parau dan nyaris menangis. Yvonne merasa gugup karena dia selalu merundung Gerald. Jika dikemudian hari ternyata Gerald lebih segalanya dibanding dirinya, maka Yvonne akan sangat kesal dibuatnya. Wajah Felicity pucat pasi karena memikirkan hal yang sama dengan yang dipikirkan Yvonne. “Jika demikian situasinya, siapakah Gerald sebenarnya? Mungkinkah Gerald adalah Tuan Crawford? Atau bahkan Ordinary Man?’ Benak Felicity berkecamuk dan dia mulai limbung. “Cukup sudah! Berhenti menebak-nebak dan tenangkan diri kalian untuk sementara waktu. Blazer dan ponsel itu bisa jadi cuma mirip dengan punya Gerald, tetapi apa kita yakin bahwa itu milik Gerald? Kemungkinan lainya mungkin Gerald berada di mobil itu setelah dia bercerita kepada polisi tentang situasi kita. Karena polisi wajib melindungi identitas pelapor, makan mereka mengirim Gerald ke tempat aman sebelum menyelamatkan kita. Apakah penjelasanku tadi masuk akal?” Cassandra mengemukakan teorinya sambil gemetar, tetapi nada suaranya terdengar matang dan bijak. Cassandra juga mengalami kecemasan seperti gadis yang lain. Sebenarnya dia yang paling cemas di antara mereka semua. Apalagi Cassandra tahu bahwa Gerald yang meminjam power bank Cassandra dan kemudian tertinggal di mobil Rolls-Royce. Sekarang blazer dan ponselnya ketinggalan di mobil Maybach. Terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa semua itu kebetulan belaka. Apalagi di dua insiden itu, Gerald adalah orang pertama yang curiga bahwa ada sesuatu yang salah. Pada saat itu, otak Cassandra menolak untuk menghubungkan dua peristiwa kebetulan itu.  “Cukup sudah. Bagaimana kalau kita ke asrama Gerald dan bertanya secara langsung pada Gerald. Kita tanyakan kepada Gerald semua yang terjadi hari ini.” Cassandra berkata lagi.  “Baiklah. Kita bisa menelepon Gerald sekarang!” Yvonne bereaksi dengan cepat.  “Aku sudah mencobanya. Tetapi tidak bisa karena ponselnya dimatikan dan baterainya juga habis.” Felicity melenguh sambil melambaikan tangan di udara pertanda menyerah. “Namun, kita masih punya blazer dan ponselnya untuk nanti kita kembalikan nanti kalau ketemu. Semoga semua pertanyaan kita akan mendapatkan jawaban.” Sementara itu di asrama pria, Gerald sudah melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan celana pendek saja sebelum Gerald berbaring di tempat tidurnya. Tiba-tiba, pintu asrama terbuka dengan keras. Setelahnya terdengar suara teriakan. Ternyata Harper yang terbirit-birit mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya yang hanya berbalut celana dalam. “Astaga Felicity, Bu Dosen! Apa yang kalian lakukan di sini?”

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.