Bab 8
Nyonya Lina ikut berlutut di samping.
"Widya, Pak Luis, saya mohon, tolong maafkan Ryan!"
"Yang terjadi sebelumnya memang salah Ryan. Dia terpikat wanita murahan itu."
"Widya, aku jamin, dia akan memperlakukanmu dengan baik ke depannya. Anggap saja demi menghormatiku, bujuklah Pak Luis memaafkan Ryan!"
Aku menatapnya dingin.
"Demi menghormatimu?"
"Saat aku dan Ryan baru pacaran, diam‑diam kamu terus menyuruhnya pergi kencan buta."
"Setelah pertemuan keluarga, kamu biarkan Icha memakai status adik untuk terus membuat ulah.
"Pada hari acara pernikahan kami, kamu malah membiarkan Icha menakutiku dengan surat perjanjian penyerahan keperjakaan."
"Nyonya Lina, kamu benar-benar nggak tahu malu. Memangnya kamu masih pantas dihormati?"
Nyonya Lina duduk lemas, wajahnya memucat.
Ryan tahu semuanya tidak bisa kembali seperti dulu, sekarang dia menangis penuh penyesalan.
Dia menatap Icha dengan penuh kebencian.
"Semuanya salahmu ... Kalau bukan karena kamu ... "
Icha tidak terima dengan sikap mere

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda