Bab 281
Sebelum pergi, dia menatap Serina dengan dingin, matanya penuh kecemburuan dan amarah.
Setelah Merina pergi, Serina mendorong Aldi menjauh dan berkata dengan nada tidak puas, "Bukankah Pak Aldi dulu sangat perhatian pada wanita?! Kenapa kamu begitu dingin ketika melihat pujaan hatimu sekarang? Apa kehadiranku memengaruhi aksi kalian?"
Aldi tak bisa menahan tawa, "Itu semua sudah berlalu. Apa kamu nggak tahu siapa yang aku suka sekarang?"
Serina mendengus, "Nggak begitu jelas."
"Kalau begitu biar kubuktikan."
"Bagaimana ...."
Sebelum dia sempat mengucapkan kata "membuktikan", Aldi meraih dagunya dan menciumnya.
Setelah ciuman itu berakhir, Serina berbaring terengah-engah di pelukan Aldi, lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Nakal!"
"Apa sudah jelas sekarang?"
Serina mengangkat kepalanya dan melirik ke arahnya, lalu cemberut dan berkata, "Lupakan apa yang terjadi padamu dan Merina sebelumnya, tapi mulai sekarang, kamu nggak boleh berhubungan apa pun dengannya, kalau nggak, aku nggak akan memberimu kesempatan lagi."
Mata Aldi bersinar dalam kegelapan, lalu dia menunduk dan terkekeh, "Aku tahu."
"Omong-omong, bagaimana kondisi Marton? Dia pasti dihasut orang."
Ketika hal ini disinggung, ekspresi Aldi menjadi serius dan dia berkata dengan dingin, "Dia nggak terluka, dia hanya terlalu ketakutan. Dia sudah dibawa pergi oleh polisi untuk diinterogasi."
Serina mengangguk, "Hmm, kalau tebakanku benar, itu pasti Dharma."
Kejutan melintas di mata Aldi, "Pemegang saham Madelinne?"
"Ya, tapi aku butuh bukti."
Aldi menunduk, mengecup bibirnya dan berkata, "Serahkan masalah ini padaku. Istirahat yang cukup akhir-akhir ini."
"Oke."
Di sisi lain, Dharma mengetahui bahwa Marton sudah ditangkap dan Serina hanya terluka ringan, dia sangat marah hingga menepis semua dokumen di atas meja ke lantai.
"Benaran sampah!"
Dia segera menelepon pengacara dan berkata dengan dingin, "Aku mau bertemu Marton!"
Marton tidak boleh menyebut nama dia, kalau tidak, masa depan dia akan hancur!
Di lantai bawah Madelinne, ledakan yang baru saja terjadi membuat was-was banyak orang di Madelinne dan perusahaan lainnya. Tiba-tiba ada yang membawa bom untuk meledakkan Madelinne, kabar Serina dan Aldi adalah suami istri juga tersebar di Kota Darley.
"Serina dan Aldi ternyata adalah suami istri?! Aku kaget, bukankah sebelumnya Aldi selalu mengajak Merina ke berbagai acara makan malam?!"
"Haha, orang kaya memang jago bermain. Dia mungkin menginginkan keduanya. Tapi, Merina dan Serina adalah saudara kembar. Bisakah dia membedakan mereka?"
(Bukankah fokus pembahasan kalian bias? Bukankah kita harus membahas pengeboman sekarang? Aku ingat ada vila yang meledak belum lama ini, apa ada hubungan antara kedua kejadian tersebut?"
"Kasus pengeboman nggak semenarik perseteruan keluarga kaya. Kukira Serina dan Merina akan berebut Aldi!"
....
Melihat komentar di online, Serina mengerutkan kening dan melemparkan ponselnya pada Aldi dengan marah.
"Ini semua salahmu. Kita sudah bercerai. Apa kamu sengaja ketika mengatakan sebelumnya bahwa aku adalah istrimu di depan banyak orang?!"
Mata Aldi berkilat lalu dia menunduk dan berkata, "Situasinya mendesak saat itu, aku hanya ingin membuat Marton takut setelah tahu kamu adalah istriku. Aku nggak menyangka malah tersebar."
"Jelaskan sendiri."
Aldi meletakkan ponselnya, memandang Serina dan berkata, "Aku baru saja bilang kamu adalah istriku. Sekarang kalau aku jelaskan bahwa kita sudah bercerai, nggak akan ada yang percaya."
Serina memelototinya, "Apa kamu sengaja?"
Aldi memeluk dia dan berbisik, "Nggak, kita sudah rujuk sekarang. Nggak masalah kita jelaskan atau nggak."
Serina mengerutkan kening dan hendak berbicara ketika pintu bangsal tiba-tiba terbuka.
Orang yang datang melihat keduanya berpelukan di bangsal, mereka sangat terkejut.
"Aldi ... Nona Serina, kalian ...."
Serina menoleh ke luar pintu dan melihat Ferry dan yang lainnya, dia ingin melepaskan diri dari pelukan Aldi, tapi Aldi merangkul pinggangnya erat-erat.
"Lepaskan aku dulu!"
Aldi tampak tenang, "Apa yang kamu takutkan? Lagi pula, mereka akan tahu kalau kita rujuk lagi cepat atau lambat."
Apalagi dia selalu merasa sikap Terry terhadap Serina agak aneh, sehingga ada baiknya memanfaatkan kesempatan ini untuk menyatakan kepemilikan.