Bab 841
Setelah berpikir sejenak, aku bertanya padanya dengan sopan, "Maaf, Tuan Carson, mau tanya, sekarang mau kembali ke ruangan atau nggak?"
Carson mendengus dan mengabaikanku, hanya menatapku dengan acuh tak acuh. Sikapnya ini membuatku sangat marah.
Aku mencibir, "Tuan Carson, bukankah kamu mau ke kamar mandi? Kenapa berdiri di sini saja? Apa kamu nggak sakit menahannya?"
Pertanyaan terakhirku seolah-olah membuatnya marah.
Aku melihatnya mengerutkan kening, tatapan matanya langsung menjadi gelap, lalu berkata padaku, "Apa kamu mau lihat aku bisa menahannya atau nggak?"
Aku bingung.
Lihat? Bagaimana cara melihatnya?
Apa aku bisa curiga bahwa dia barusan sedang berpikiran mesum?
"Ayo pergi."
Tepat saat aku tengah melamun, Carson tiba-tiba menarik lengan bajuku dan memberi isyarat agar aku mengikutinya.
Aku merasa curiga, tapi tetap mengikutinya.
Aku mengikutinya sampai ke atap.
Carson berdiri di tepi atap, sosoknya yang tinggi menyatu dengan malam, hanya percikan-percikan api yang tertiup

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda