Bab 589
Tentu saja, mereka bersemangat bukan karena Menia akan menang, tetapi karena mereka telah bertaruh banyak dan jika Jerry kalah, mereka akan mendapat keuntungan besar.
Menia memperhatikan gerakan Jerry, matanya bersinar tajam, dan dia mengubah strategi serangannya.
Cambuk panjang di tangannya bergerak seolah hidup, tiba-tiba mengubah arah dan menyambar ke arah dada Jerry.
Pukulan ini, jika mengenai, pasti akan membuat Jerry kehilangan kemampuan bertarung, bahkan jika dia tidak bertahan, nyawanya pun bisa terancam.
Dalam pandangan Menia, Jerry tiba-tiba tampak kehilangan konsentrasi, tidak hanya tidak bisa bertahan, bahkan langkah kakinya menjadi goyah.
Kemudian, dalam pandangannya yang terkejut, Jerry terjatuh, dan untungnya cambuk itu hanya melintas di samping wajahnya, menghantam udara.
Bum!
Tubuh Jerry terjatuh keras ke tanah, organ dalamnya terkena dampaknya, dan dia langsung sadar kembali setelah tersentak.
Menia, yang melihat 'kecelakaan' ini, merasa sedikit frustrasi. Sudah lama sekali, dan dia belum bisa menyentuh pakaian Jerry sedikit pun.
Setelah berpikir sejenak, dia menyadari bahwa satu-satunya cedera yang dialami Jerry adalah akibat terjatuh setelah tidak bisa berdiri tadi, yang membuat wajahnya merasa terbakar malu.
Namun, Menia segera bereaksi, menarik kembali cambuknya dan berencana memberikan pukulan berat saat Jerry terjatuh di tanah.
Namun, pada saat yang sama, senyum dingin muncul di sudut bibir Jerry. Dia dengan cepat menopang tubuhnya, lalu dengan satu tangan, dia bergerak cepat ke arah Menia, jelas berniat untuk menyerang secara diam-diam.
Menyadari niat Jerry yang jelas, Menia nggak bisa menahan senyum sinis di wajahnya, "Kamu bukan berpikir kecepatanmu lebih cepat dari aku, 'kan?"
Dia menggerakkan lengannya dengan kuat, dan cambuk yang ditarik melengkung dengan cepat, mengarah ke punggung Jerry.
Dengan kecepatan seperti itu, Menia yakin dia bisa menaklukkan Jerry sebelum serangan diam-diamnya berhasil.
Namun, saat dia penuh percaya diri, mengharapkan kekalahan memalukan Jerry, kejadian tak terduga terjadi!
Tiba-tiba, dari lengan Jerry, sebuah kilatan cahaya dingin muncul, dan dalam pandangan Menia yang agak panik, sebuah pedang lengan terbang keluar.
Pedang itu hanya beberapa sentimeter dari tenggorokan Menia, dan bilah tajamnya siap memotong lehernya yang putih dan halus.
Pada detik itu, Menia merasa seluruh tubuhnya merinding, ketakutan akan kematian menyelimuti hatinya hingga gerakan tangannya mulai gemetar dan meleset ....