Bab 1712 Turun Tahta
"Aku ingin bertemu dengan Tetua Agung," teriak Ansel dengan matanya yang memerah.
"Ha ha! Saat ini Tetua Agung sedang sakit dan sedang beristirahat di rumah sejak pagi ini,” kata Ettore dengan senyuman tipis di wajahnya. "Dia tidak akan menerima tamu."
Tampak tertegun, Ansel kembali berteriak, “Bagaimana dengan ketua pimpinan? Aku telah menuntut untuk melihatnya sekarang juga!”
"Jangan khawatir! Ketua pimpinan akan datang menemuimu sekarang juga,” ucap Ettore. "Jika kau tidak ingin semua pengikutmu mati, maka kau harus mengikuti kami untuk bersaksi di depan Dewan Kehakiman dan bekerja sama dalam melakukan penyelidikan."
Ansel merasa seolah-olah dia telah kehilangan semua kekuatannya saat ini. Sekutu terbesarnya yang dulu yaitu Tetua Agung, hanya memilih untuk diam. Dengan kata lain, dia telah menyerah sepenuhnya pada keadaan.
Di sisi lain, dia tidak bisa mengerti mengapa Tetua Agung bisa menyerah begitu saja. Mungkinkah itu terjadi karena dia percaya bahwa ternyata dia adalah sosok yang telah mengirimkan seseorang untuk membunuh Olympias?
"Bawa mereka pergi." Pada akhirnya Ansel terpaksa melakukan kompromi.
***
Pada saat yang sama, di dalam kediaman Tetua Agung.
Clovis tampak duduk di bawah sebuah pohon besar yang sama di depan halaman, dia tampak sedang memainkan harpanya. Dia tampak berpura-pura sakit dan berdiam diri di rumah. Meskipun dunia diluar sana tengah bergejolak, namun dia menolak untuk bertemu dengan siapa pun dan menolak untuk pergi ke mana pun, seolah-olah apa yang terjadi di luar sana tidak akan mempengaruhi hidupnya.
Seorang lelaki tua yang lainnya mulai memasuki halaman dan duduk di seberang Clovis.
“Bagaimana situasi yang tengah terjadi di luar sana?” Lantunan musik harpa seketika berhenti saat Clovis mengangkat kepalanya dengan pertanyaan itu.
Orang tua itu menjawab, “Ansel telah melewati batas, tetapi tanpa dukungan darimu, dia tidak akan bisa berbuat banyak.”
"Lalu?" Clovis terus saja bertanya.
"Sekelompok para pejuang elit yang berada di bawah komando Jules telah bermunculan, dan Ansel segera ditangkap."
"Oke."
Clovis hanya menjawab sambil mendengus ketika mendengar berita itu, seolah dia tidak terlalu peduli dengan semua peristiwa yang terjadi. Sepertinya dia sudah mengetahui tentang hasil semua ini.
“Semuanya telah membuahkan hasil.” Namun lelaki tua itu hanya bisa menghela napasnya dengan pelan.
Clovis hanya bisa tertawa sinis dan terdiam.
***
Pertempuran yang terjadi secara besar-besaran akhirnya telah berakhir dengan penangkapan keluarga Ansel.
Setelah Ansel, kemudian Jehan dan juga beberapa anggota lainnya yang juga ikut diamankan. Jules menggunakan cara yang brutal untuk menghapus sejumlah besar kekuatan di bawah komando perintah Ansel. Setelah tiga hari kejadian, tidak ada yang berani mendukung Ansel pada keluarga White.
Tetua Agung, yang selalu mengaku sakit dan berada didalam kediamannya, secara mengejutkan muncul di hadapan para Dewan Tetua sore itu. Pengadilan mengenai rencana pembunuhan ketua pimpinan yang dikepalai oleh Ansel telah gelar oleh Dewan Tetua, Olympias, dan juga Dewan Kehakiman.
Setelah menggabungkan berbagai macam bukti dan juga penolakan Ansel terhadap penangkapannya yang menimbulkan pemberontakan, maka seluruh anggota keluarga akn ditangkap dan dipenjarakan. Pada saat yang sama, setelah melakukan pertimbanan pada identitas Ansel, keluarga itu hanya mendapatkan kurungan dan bukan eksekusi. Adapun tindakan yang terjadi selanjutnya, tidak ada seorangpun yang tahu.
Olympias dan Tyr tetap berada di dalam Menara Regis.
Olympias sang ketua pimpinan tampaknya telah menjadi pusat perhatian atas peristiwa yang terjadi hari ini. Dia, pada kenyataannya, hanya dianggap sebagai pihak luar. Olympias tidak lebih dari sekedar alat bagi orang lain untuk dapat memperjuangkan kekuasaan dan keuntungan yang mereka harapkan. Dia hanya dijadikan sebuah boneka.
“Ketua, Tuan Jules sedang menunggumu di luar. Dia ingin segera bertemu denganmu,” seorang penjaga telah memberi tahu Olympias segera setelah dia memasuki ruangan di Menara Regis.
Olympias hanya tersenyum sinis, “Seharusnya paman Jules bisa langsung masuk jika dia ingin bertemu denganku. Dia tidak perlu meminta izin untuk masuk ke dalam ruangan ini. Biarkan dia masuk.”
"Baik ketua." Penjaga itu segera pergi.
Tak lama Jules memasuki mulai ruangan setelah dua atau tiga menit kemudian.
"Salam, ketua." Setelah pria itu masuk kedalam ruangan dia memberikan salam, Jules memberi hormatnya kepada Olympias saat dia bertemu dengannya.
Olympias buru-buru menjawab, "Paman Jules, kau tidak perlu bersikap formal seperti ini."
"Ini adalah aturan yang berlaku," Jules menjelaskan. “Seseorang harus selalu mengikuti peraturan yang ada. Aku harus menghormatimu karena kau adalah ketua pimpinan kami. Alasan utamaku datang berkunjung dan bertemu denganmu saat ini adalah untuk memberi tahumu bahwa dugaanmu terhadap Paman Ansel telah berhasil dikonfirmasi. Dia telah mengirim seseorang untuk membunuhmu, dan jelas ini merupakan rencana kejahatan, dan kemudian dia mencoba untuk menolak penangkapan pada hari berikutnya. Ini perbuatan yang sangat keji.”
Selama dua detik, Olympias hanya bisa tertegun.
"Mereka yang mendukungnya juga telah berhasil di tindak dalam beberapa hari terakhir," lanjut Jules.
“Perang saudara yang tengah dialami oleh keluarga White akan segera berakhir. Apakah itu keluarga White atau bahkan para Kredo lainnya, ketika terjadi perubahan suatu organisasi kepemimpinan, maka banyak hal yang akan terjadi. Peristiwa yang terjadi dalam keluarga kami sepenuhnya sangat masuk akal. Secara bertahap kau akan terbiasa menangani masalah keluarga karena saat ini kau telah menjabat sebagai sosok ketua pemimpin. Aku, justru sebaliknya, pasti akan memberikan dukungan ku padamu dibelakang layar.”
"Paman Jules, apakah menurutmu aku cocok menjadi seorang pemimpin di keluarga ini?" Olympias bertanya dengan senyumnya yang pahit.
"Tidak masalah bagiku," ucap Jules setelah jeda singkat.
“Ayah pasti punya alasan untuk membuat rencana ini sebelum dia meninggal. Dia bukan pria biasa. Dia bisa melihat suatu kejadian diluar batas kemampuan kita semua.”
“Tidak… Aku merasa yakin jika keputusan kakek, dimotivasi oleh keinginannya agar aku dapat melakukan transisi yang mulus untuk menjabat sebagai ketua pemimpin di keluarga ini.” Olympias bergegas membantah opininya.
"Bagaimana apanya?" Jules terkejut.
“Paman Jules, kau juga telah mengatakan bahwa setiap kali pimpinan dari kepala keluarga berubah, akan terjadi banyak sekali kekacauan,” Olympias menjelaskan. “Jadi, mungkin saja kakek ingin menggunakan strategi seperti itu untuk menjaga keluarganya agar tetap bersama tanpa membahayakan pihak keluarga.”
“Paman Ansel tidak layak untuk mendapatkan gelar ini, tetapi sayangnya dia memiliki dukungan terbanyak dari pihak keluarga. Tidak hanya itu, dia juga orang yang paling berkualitas dalam segala kualifikasi. Dengan begitu, setelah kakek meninggal, dia harus dijadikan ketua pimpinan. Sayangnya, Kakek tidak berpikiran optimis tentang dia.”
"Hmm!" Jules mendengus, tapi dia tidak menjawab.
“Paman Jules, kau harus menjadi kandidat yang paling cocok untuk pemimpin keluarga White berikutnya di dalam hati Kakek,” kata Olympias.
Jules langsung merasa tidak senang dengan ucapannya, “Oly, kau tidak boleh berbicara sembarangan tentang masalah seperti ini. Aku tidak pernah memikirkan tentang hal-hal semacam ini.”
Olympias hanya tersenyum dan berkata padanya, “Paman Jules, beginilah situasi yang terjadi. Kakek memang sengaja melakukan hal ini untuk menekan Paman Ansel dan dengan lancar dia bermaksud untuk memindahkan posisi ketua pimpinan kepadamu. Lihat saja dari seluruh anggota keluarga White. Memang hanya kau satu-satunya orang yang paling cocok untuk menjadi ketua dari keluarga ini.”
Pada saat ini, Olympias tampak mengeluarkan token dari dalam sakunya dan berkata, “Paman Jules, ini adalah token kepemimpinan yang diberikan kepadaku oleh Dewan Tetua. Aku hanya menyimpannya untukmu. Sekarang, Aku telah menyerahkan benda ini kepadamu secara resmi.”
Jules buru-buru menolak. “Oly, kau telah mendorong ke dalam situasi yang sangat berbahaya. Aku memang bersedia membantumu, tetapi aku tidak akan pernah menginginkan posisimu sebagai ketua pimpinan.”
“Karena kau telah dipilih langsung oleh kakekmu. Aku tidak akan pernah melanggar keinginan terakhirnya. Aku tidak akan pernah menerima posisi ini sebagai seorang ketua pimpinan.”
Olympias menggelengkan kepalanya dan berkata, “Paman Jules, semua ini untuk masa depan keluarga White. Kau adalah bagian dari keluarga besar ini. Bukankah benar bahwa kau harus berkomitmen untuk masa depan keluarga White? Aku jarang sekali berada didalam lingkungan keluarga ini. Aku sadar betul dengan kemampuan saya, dan aku tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang pemimpin, jadi aku memutuskan untuk tidak mempertahankan posisi ini.”
“Dibandingkan dengan keluarga White, aku lebih menyukai Istana Kerajaan. Itu adalah tempat yang aku sebut dengan rumah.”