NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1708 Pembunuhan

“Ayah, berhentilah memikirkannya! Aku akan meneleponnya sekarang.” Dan segera mengatakan rencana itu, saat Jehan hendak bersiap untuk keluar dari ruangan seketika itu juga langkahnya telah dihentikan oleh Ansel. Ayahnya berteriak, “Berhenti di situ! Aku tidak bisa melakukan hal semacam ini!" "Tapi Ayah!" "Saudaraku!" "Diam kalian berdua!" Ansel memutar tubuhnya menghadap kedinding, "Diam semuanya dan biarkan aku tenang!" *** Langit berubah menjadi gelap gulita saat malam tiba, dan bahkan saat ini sinar bulan pun tertutup kabut tebal dan awan gelap. Di depan sebuah hotel yang relatif terpencil di sudut Kota Fern, beberapa sosok mulai memasuki pintu hotel satu per satu. Seorang pria dengan jaket bomber dengan warna rambutnya yang keemasan tampak berdiri di depan jendela di sebuah hotel mewah. Di tangannya, dia memegang sebuah rokok cerutu yang masih menyala. Ketika pintu diketuk dengan keras, dia meminta sang pengunjung untuk masuk ke dalam. Seorang lelaki tua dengan pakaian berbahan dasar linen masuk kedalam ruangan. Setelah dia masuk, lelaki tua itu hanya terdiam dan tidak berbicara, namun dia segera menemukan tempat duduk, seolah-olah dia sedang menunggu sesuatu akan segera terjadi. Dalam beberapa menit berikutnya, lebih banyak pengunjung lainnya yang masuk ke dalam, satu demi satu. Setiap orang yang masuk kedalam ruangan tampak memancarkan aura yang berbeda, entah karena mereka memiliki kekuatan kemampuan kultivasi atau karena mereka memancarkan aura sebagai orang yang berpangkat tinggi. Mereka sama sekali bukan sosok sembarangan. "Apakah semua orang sudah tiba?" Pria dengan rambut emas itu berbalik dan melihat ke arah sekeliling ruangan. Total ada sekitar tujuh atau delapan orang disana. Pintu kamar secara otomatis tertutup dan terkunci dengan lambaian tangannya. “Pemimpin dari keluarga White yang baru saja dipilih, ‘kan? Bagaimana situasi di sana saat ini?” tanya Pria berambut emas. "Aku tidak mengerti apa yang telah Regis lakukan," seseorang dalam kelompok itu tampak mencibir. “Dia benar-benar dapat memainkan gerakan yang tidak terduga sebelum dia meninggal. Meskipun pria itu tidak lagi hidup, namun dia terus saja membuat kekacauan.” “Seorang gadis bernama Olympias adalah pimpinan keluarga yang baru. Banyak anggota keluarga yang saat ini merasa tidak puas dengan keputusan Regis. Akibatnya, para keluarga mengalami konflik secara internal.” "Kalian semua sudah menghubungi Tuan White, ‘kan?" Pria berambut emas itu bertanya sambil menyapu tatapannya saat melewati kerumunan satu per satu. “Semua orang yang ada di ruangan itu tampak sangat akrab dengan Tuan White. Tentu saja, dia telah mengundang kita ke sini untuk menghindari terjadinya potensi kecelakaan. Namun sekarang, kecelakaan itu telah terjadi!” Semua orang saling memandang satu sama lain. Pria berambut kuning itu melanjutkan, “Semuanya, jika Tuan White dapat dijadikan pimpinan selanjutnya, maka hal itu akan menguntungkan diri kita sendiri dan tentunya keluarga kita. Jika partainya mudah untuk dikalahkan, maka semua upaya yang telah kita lakukan sebelumnya akan menjadi sia-sia. Jadi ku mohon jangan menahan diri kali ini.” “Kami telah sampai pada titik sekarang ini. Kami juga telah memiliki pemahaman yang jelas tentang prioritas.” Pria tua berjubah linen yang masuk kedalam ruangan adalah sosok pertama yang berdiri terlebih dahulu. “Kali ini, tidak ada yang akan datang dengan sendirinya,” jelasnya. “Jika ada konflik internal yang terjadi dalam keluarga, maka kami akan mengirim orang-orang kami untuk mendukung Tuan White. Tidak ada lagi yang perlu dikatakan.” “Aku baru saja menerima kabar itu. Tuan White meminta kami untuk mengirim seseorang untuk membunuh Olympias White malam ini,” ucap pria berambut emas itu dengan senyuman tipis di wajahnya. “Siapa yang mau menjadi sukarelawan?” Saat kalimat itu terucap, semua orang yang hadir disana saling melirik satu sama lain. Pria berambut kuning itu merasa tergoda, "Ini kesempatan bagus." "Aku akan segera pergi!" Seorang pria berjaket kulit hitam tampak berdiri. "Aku ikut!" "Aku juga!" *** Pada saat tengah malam, hujan turun dengan deras di luar Menara Regis. Olympias menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, namun matanya masih belum bisa terpejam. Sosok muncul di luar pintu pada saat yang bersamaan. Lalu, entah dari mana, jendela yang tadinya tertutup kini telah terbuka. "Siapa di sana?" tanpa sadar Olympias berteriak dengan kuat. Namun, tidak ada satupun tanggapan dari luar. Tetesan air hujan yang jatuh dari langit sepertinya telah membeku di udara. Tetesan air hujan yang tak terhitung jumlahnya bisa terlihat berkumpul di udara, dan pada akhirnya membentuk sebuah pedang kecil seukuran jari. Kemudian, pedang itu melesat dan menembak ke arah Olympias di dalam kamarnya. Pedang air itu tampak dipenuhi dengan energi yang kuat. Bahkan dia datang dengan kekuatan yang menindas. Tidak diragukan lagi jika oedang ini telah diringkas oleh seorang prajurit Transformasi. Membunuh Olympias hanyalah pekerjaan yang mudah sebagai seorang pembunuh dari alam Transformasi. Olympias berdiri tak berdaya saat pedang air itu menghantam dadanya. Dalam benaknya, dia memikirkan banyak cara untuk dapat menghindar dari serangan itu. Sayangnya, dia tidak bisa mengikuti kekuatan kultivasinya. Kesenjangan yang terjadi antara alam begitu besar sehingga dia tidak bisa menghindarinya sama sekali. Tak lama, pedang air itu mulai menembus dada Olympias. Kekuatan yang sangat menakutkan tiba-tiba meletus dari dalam tubuh Olympias, membentuk cahaya berwarna kemerahan yang berbentuk sisik ikan dan dapat dilihat dengan sosok mata yang telanjang. Bam!!! Pedang air mengenai pelindung udara, dan dapat dihancurkan hanya engan secara paksa begitu saja. Mata Olympias terlihat melebar, dan wanita itu menatap dadanya dengan ragu. Walau dia sempat tertegun dan terdiam di tempat saat pedang itu menghilang di detik berikutnya. “Astaga! Ikan Arwana itu memiliki efek yang sangat dahsyat?” Olympias tampak sedikit bingung. Tiga sosok muncul di alun-alun secara bersamaan dan saat ini tengah berada di luar Menara Regis. "Kami telah menghancurkannya!" Seorang lelaki tua berkata dengan suaranya yang rendah. "Pejuang keluarga White akan bergegas keluar kapan saja," katanya sambil menghunuskan pedangnya. “Ayo cepat masuk dan singkirkan dia secepat mungkin.” Saat suara ituterdengar, sosok lelaki tua itu langsung berubah menjadi aliran cahaya dan melesat dengan kecepatan tinggi menuju ke Menara Regis. Teman-temannya mulai mengikuti di belakang, tetapi ketika mereka mulai mendekati pintu, mereka mendengar teriakan dari dalam ruangan. Orang tua yang baru saja bergegas masuk ke dalam menara ini terhempas dengan keras sampai terpental keluar gedung yang seperti layaknya bola meriam. "Apa yang sedang terjadi?" Kedua pria yang mengikutinya itu mulai mengubah ekspresi mereka secara dramatis. Tanpa sadar, mereka berhenti dan tiba-tiba bergerak mundur. Orang tua itu terlempar keluar dari gedung dan setengah dari mereka berlutut di tanah, tenggorokan mulai meludahkan darah. Dia bergumam, "Sangat kuat!" Serempak ketiganya melihat kearah pintu dan melihat sosok Tyr saat memegang Ormr Dagger miliknya. Tyr menatap ketiganya dengan acuh dan bertanya, "Siapa yang mengirimmu ke sini?" Pertanyaan itu tidak dijawab oleh ketiganya. Mereka hanya mengangkat senjata di tangan mereka lagi dan bergegas menuju Tyr. Mereka berempat langsung terbawa dalam pertarungan yang kacau. Dua dari tiga pembunuh adalah pejuang Transformasi, dan yang ketiga adalah pejuang Transenden tertinggi dikelasnya. Mereka semua adalah para pejuang elit Mereka adalah sosok pejuang yang sangat kuat, tapi sayangnya mereka harus berhadapan dengan Tyr. Meskipun Tyr telah dikepung untuk sementara waktu oleh ketiganya, namun mereka tidak dapat memperoleh keuntungan apa pun. Pertempuran yang terjadi diantara mereka telah menyebabkan keributan besar di tengah heningnya malam. Para penjaga yang telah ditempatkan di sekitar area itu bergegas ke menghampiri mereka. Sebelumnya, tidak ada seorangpun penjaga di sekitar menara, karena Regis lebih suka memilih suasana yang tenang. Akibatnya, penjagaan ketat yang dilakukan oleh beberapa orang penjaga maka semua itu maih akan tetap. Namun, penghuni kediaman lainnya dengan cepat terkejut saat mendengar keributan itu. Seluruh pihak keluarga telah mendapatkan peringatkan ini. Meskipun Tyr telah dikepung oleh ketiganya, tetapi para pembunuh itu tidak bisa menang untuk waktu yang lama. Tyr, di sisi lain, telah melukai mereka semua. Ketika pria berjaket kulit melihat ini, berteriak, “Mundur! Maka sudah dipastikan bahwa kita telah gagal!”

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.