Bab 1707 Mungkin Semuanya Benar
Di dalam menara, Tyr dan Olympias saling berhadapan. Olympias tampak tegang dan melayangkan sebuah pertanyaan padanya, "Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Aku tidak tahu." Tyr menggelengkan kepalanya dengan liar dan berkata padanya, “Hari ini, ketika kau pergi untuk mempelajari urusan keluarga White, aku sudah berbicara dengan Jim di telepon. Aku juga telah menjelaskan situasi yang terjadi kepadanya secara rinci.”
"Apa katanya?" Olympias bertanya.
“Jim memberikan dua pilihan. Pilihan pertama adalah segera meninggalkan keluarga dan tidak terlibat dalam masalah.”
“Bagaimana dengan pilihan kedua?” tanya Olympias lagi.
Tyr menjawab, “Opsi kedua sangat mirip dengan apa yang sedang kupikirkan. Tetap di sini dan ambil langkah demi langkah untuk melihat jenis permainan catur apa yang akan mereka mainkan. Namun, opsi ini bisa sangat berbahaya.”
Untuk beberapa saat, Tyr dan Olympias kembali terdiam. Wanita itu akhirnya bicara setelah terdiam lama dan bertanya, "Jadi Bos, apa yang ada dalam pikiranmu saat ini?"
Tyr merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Apakah menurutmu jika kita memilih untuk pergi, maka kita akan bisa pergi dari tempat ini?"
"Kita pasti bisa pergi," jawab Olympias. “Tapi pastinya mereka juga akan kembali membawa kita. Bagaimanapun juga, aku telah menjabat sebagai seorang pemimpin di dalam keluarga White.”
“Jadi, Jim dan aku percaya bahwa situasi seperti ini kemungkinan besar akan menjadi sebuah transisi,” jelas Tyr.
"Transisi?"
"Benar," jawab Try. “Kita hanya bisa keluar dari sini jika kau berhasil mewariskan posisi pimpinan ini kepada orang yang tepat.”
“Bos, apa mungkin kita dapat menolak posisi itu sejak awal,” Olympias kembali bertanya-tanya.
Tyr hanya bisa tertawa. “Mengingat situasi yang terjadi, tidak mungkin rasanya kau bisa menolak.”
Setelah itu, Tyr mengalihkan tatapannya ke atas langit, “Hari ini kau harus tidur lebih awal, tetapi ingat jangan terlalu nyenyak. Mungkin malam ini kau akan mengalami sesuatu. Sekarang setelah kau berubah menjadi pion, langkah kita selanjutnya akan diputuskan oleh pemain catur yang dapat mengendalikan kita di belakang layar.”
Olympias tampak tak berdaya, “Apakah pemain itu termasuk dengan kakekku? Kenapa dia tidak bisa beristirahat dengan tenang?”
***
Sementara itu, di ruang belajar tempat Ansel tinggal.
Sekelompok besar orang berkumpul dalam sebuah penelitian. Selain Jehan dan Benoit, hadir pula anggota keluarga inti yang lainnya yang sebelumnya telah memberikan dukungannya kepada Ansel. Situasi saat ini tampak diselimuti dengan kesuraman. Semua orang memiliki kerutan yang dalam di wajah mereka.
“Ini bodoh! Aku rasa Kakek hanya bingung! Bagaimana mungkin Olympias bisa mendapatkan gelar ini?” Jehan adalah orang yang pertama berbicara, nadanya dipenuhi dengan aura kebencian.
"Ansel, menurutmu apa yang sedang Ayah pikirkan sebelum dia meninggal?" Benoit tampak bertanya. “Saat itu dia telah bertemu dengan Olympias. Rasanya tidak mungkin jika harus membuatnya marah, bukan? Aku tidak akan pernah setuju untuk menunjuk gadis itu sebagai pimpinan dari keluarga kami. Yayasan keluarga kami telah bertahan selama ratusan tahun. Jika itu jatuh ke tangan gadis ini, maka semua yang sudah dibangun selama ratusan tahun akan hancur dalam seketika.”
Ansel duduk di atas meja dan mencoba untuk membaca salah satu buku, tetapi pada akhirnya, dia masih tidak membaca sepatah kata pun.
“Di mana Tetua Agung? Dia belum datang juga?” Pada akhirnya, Ansel hanya bisa membanting buku yang dipegangnya ke atas meja. Lima sidik jari yang berbeda seketika muncul diatas meja. Jelas saat ini dia merasa sangat marah.
"Dia tidak datang."
Benoit kembali menjelaskan, “Sejak pengumuman yang dilakukan untuk mencari pemimpin yang baru, Tetua Agung telah mengikuti Olympias dengan sekelompok tetua lainnya dari para Dewan Tetua tentunya untuk membantu memahami situasi yang terjadi dalam keluarga ini. Aku telah mengirim seseorang untuk mengundang Tetua Agung, tetapi sayangnya dia mengusir orang-orang ku karena dia merasa lelah, sehingga membuat orang-orang ku menyerah.”
Ansel tiba-tiba mengepalkan telapak tangannya di atas meja dengan erat. Ekspresi dari para anggota yang lainnya juga tampak terlihat sinis.
Tetua Agung selalu berada di belakang Ansel untuk memberikan dukungannya, namun dalam situasi seperti sekarang ini, dengan sengaja dia berusaha untuk menghindar dari mereka. Apa sebenarnya yang tersirat? Itu jelas menunjukkan bahwa sikap dari Tetua Agung kemungkinan besar akan goyah.
Ansel mencoba menarik napasnya dengan berat lalu dia melirik ke arah Benoit. Kakaknya telah mengangguk dengan sadar dan kemudian meminta semua orang di ruangan itu untuk pergi. Pada akhirnya, hanya Benoit, Ansel, dan Jehan yang tersisa di dalam ruangan.
Jehan mengambil inisiatif untuk berjalan kearah pintu. Dia membanting pintunya dengan keras dan menguncinya setelah memastikan bahwa tidak ada seorangpun di luar sana.
“Ansel, Tetua Agung sudah menyerah pada kita. Jika kita tidak membuat beberapa kemajuan malam ini, maka kita akan menemukan beberapa risiko yang diantaranya bahwa kita akan kehilangan dukungan sepenuhnya.” Benoit memasang ekspresi wajah yang serius saat dia menganalisa taruhannya.
Pada saat ini, wajah Jehan tampak berubah suram. “Olympias tidak bisa kita biarkan hidup, Ayah! Dia harus mati malam ini.”
"Omong kosong apa yang kau bicarakan?" Ansel menatap tajam ke arah Jehan.
"Ansel, Jean memang benar," Benoit setuju dengan semua itu. Jehan dan dirinya telah berdiri di depan yang sama.
“Sebelumnya kami telah merencanakan semuanya, dan semuanya telah bersiap untuk pergi kecuali mereka semua sudah berjanji. Sesuatu yang tidak terduga akan terjadi di tengah semua kejadian ini. Jika Olympias dapat bertahan malam ini, maka semuanya akan menjadi kesimpulan yang sudah pasti akan nyata.”
“Penjelasan terbaik mengapa Tetua Agung tidak datang untuk menemuimu hari ini adalah karena dia tengah mengamati situasi yang tengah terjadi. Mungkin besok dia dapat menghindar dari kita jika kita berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Dan tentunya seluruh pihak keluarga tidak akan dapat mengakomodir kebutuhan kita pada saat itu.”
“Jules sudah membuat pernyataannya hari ini. Bukankah motivasinya telah terbukti dengan sendirinya? Dia ingin menggunakan gelar pemimpin ini untuk memerintahkan orang lain melakukan apa yang dia inginkan. Saat ini Olympias telah diangkat untuk menjalankan posisi itu, dan dia akan menjadi orang yang sangat bertanggung jawab! Gadis itu akan menjadi bonekanya. Jadi, kita harus menyelesaikannya malam ini. Jika kita kehilangan waktu, maka semuanya akan terlambat.”
Ansel terus menggosok pelipisnya dengan tangannya. “Ini artinya kita harus melawan anggota keluarga kita sendiri! Aku tidak bisa melakukan semua itu! Terus terang, ini adalah pemberontakan!”
“Keputusan konyol kakek telah membawa kita pada titik sekarang ini, jadi memangnya kenapa kalau kita melakukan kudeta? Ayah, berhentilah untuk bersikap ragu!” seru Jehan, jelas pria itu ingin sekali bertindak. “Yang harus kita lakukan saat ini adalah menemukan seseorang agar dapat melakukannya untuk kita. Kita harus segera membunuh Olympias malam ini, dan kami akan membantumu mengambil alih jabatannya besok pagi.”
"Tutup mulutmu!"
Ansel meledak dengan teriakannya yang keras, “Bisakah sekali saja kau menggunakan otakmu dengan waras? Bahkan orang bodoh akan mencurigai kita jika Olympias mati hari ini!”
“Kamu sendiri yang mengatakannya bahwa orang akan mencurigai kita. Pihak keluarga akan sangat menghormati mereka yang berkuasa,” ucap Benoit dengan nada suaranya yang dingin. “Selama mereka tidak dapat menemukan barang bukti, semua ini tidak akan penting bagi kami. Tapi, ketika Olympias telah diangkat menjadi seorang pemimpin, banyak dari para anggota keluarga yang merasa ini dan menginginkan dia untuk mati. Mereka tidak akan bisa menemukan kesalahan apa pun padamu, Ansel, selama kita melakukannya dengan benar.”
Benoit telah membuatnya terlihat sangat jelas. Mereka bisa membunuh Olympias dan kemudian dengan paksa mereka akan segera menemukan kambing hitam. Mereka akan maju dan membantu Ansel untuk mengambil alih posisi itu ketika Olympias meninggal. Siapa pun tidak aka nada yang merasa dan tentu saja tidak akan ada gunanya.
Ini adalah perbuatan yang sangat tidak terhormat, tetapi pemenang akan selalu menulis sejarah. Mungkin akan membuat segalanya menjadi benar, setelah semua terjadi.