NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1701 Aku Bahkan Tidak Bisa Tidur Dengan Tenang

Ortwin dan tiga orang tetua dewan dengan cepat menyimpan surat itu dan kembali ke ruang aula pertemuan. "Apakah sudah selesai?" Regis bertanya dengan lemah saat dia melihat kondisi mereka. "Ya, mereka telah disingkirkan." Ortwin bergegas kembali menghampiri Regis. "Bagus." Regis menarik napasnya dengan panjang, seolah-olah dia telah berhasil mencapai sesuatu yang sangat signifikan. "Aku lelah! akhirnya aku bisa tidur nyenyak sekarang.” Saat suara itu terjatuh, Regis mulai menutup kedua matanya. Hati semua orang hampir saja melompat keluar dari tenggorokan mereka saat mereka mulai menatapnya. Detik berlalu, akhirnya bergulir menjadi sepuluh menit yang panjang. Seseorang yang berada di dalam aula konferensi tidak bisa menahan tangisnya lebih lama lagi. Ansel, Jules, dan yang lainnya juga memiliki sorot mata yang tampak memerah. "Ayah!" Akhirnya, Ansel tidak bisa menahan diri mereka dan berjalan menuju Regis dengan linangan air mata. Pria itu terjatuh dan berlutut di depan sang ayah, "Ayah, semoga perjalananmu akan menyenangkan!" Setelah itu, Ansel mulai terlihat menangis. Orang lain yang hadir di sana juga mulai ikut mengeluarkan air matanya, entah karena ketulusan mereka atau hanya berpura-pura saja. Olympias tampak berdiri dengan tegap di samping sang kakek, menatap dengan kesal kearah lelaki tua yang terdiam dan tk bergerak di atas kursi roda. Pada saat ini, hatinya terasa seperti tengah ditusuk oleh jarum. Orang tua itu masih memancing untuknya sehari sebelumnya. Apakah secepat ini waktu akan dipisahkan oleh kematian? "Kakek!" Mata Olympias juga tampak berlinangan air mata. Setetes air mata mulai mengalir dikedua pipinya dan mendarat di wajah Regis. Semua orang yang ada di ruang konferensi mulai menangis secara bersamaan. Regis, sebaliknya, berusaha untuk membuka matanya dan meregangkan punggungnya pada detik berikutnya, dia berteriak, "Apa yang kalian lakukan?" Ansel masih berlutut tepat di depannya, terisak hingga tak terkendali. Pria itu tampak sangat terguncang untuk saat ini, seperti juga anggota keluarga yang lainnya. Orang tua itu baru saja menegurnya, “Aku masih hidup! Karena ulah kalian semua, aku bahkan tidak bisa tidur nyenyak!” Semua orang terdiam. “Aku hanya sedikit lelah, Nak! Antar aku kembali kedalam Menara Regis. Lihat dirimu saat ini! Ada masalah apa denganmu? Kenapa kau juga ikut menangis?” Olympias juga bingung. Dia menyeka air matanya dengan cepat dan mendorong Regis keluar dari pintu. *** Pada saat yang sama, Tyr, sebagai tamu dari keluarga White, tidak memenuhi syarat untuk ikut berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi keluarga ini. Dia tidak melakukan aktivitas apa-apa selama dua hari di dalam kediamannya. Pada saat yang sama, kebebasannya juga tidak dibatasi oleh keluarga itu. Bagaimanapun juga, dia bebas untuk bisa pergi ke mana pun dia mau. Ini adalah pertama kalinya Tyr datang ke dalam benteng legendaris Kredo dari dunia seni bela diri kuno. Akibatnya, dia sangat terpesona oleh semua yang dilihatnya. Tyr menjelajahi setiap sudut keluarga White karena dia punya banyak waktu untuk dapat membunuh. Rumah keluarga itu sangat besar. Jujur, bentuknya sangat menyerupai istana kerajaan. Mustahil rasanya jika dia dapat melakukan tur dalam waktu dua hari dua malam dimulai dari kaki gunung hingga setengah jalan ke atas pegunungan. Ada banyak sekali vila yang disediakan ditempat ini. Pra anggota keluarga White yang berpangkat tinggi memiliki rumah mereka sendiri juga di sini. Saat ini, Tyr sedang berjalan ke suatu tempat yang ada di belakang kediamannya. Sepertinya tempat itu adalah sebuah hutan buatan. Semua pohon yang ditanam di tempat ini merupakan tanaman yang langka dan berharga. Hembusan angin bertiup dari balik pepohonan ketika dia tiba. Angin bertiup sepoi-sepoi, ada aroma yang memabukkan. Aroma itu sangat unik, hanya dengan menciumnya saja terasa sangat menyegarkan. 'Eliksir?' Kata itu langsung terlintas didalam benak Tyr. Dia tidak pernah mencium bau seperti itu sebelumnya. Hanya ramuan dan buah ajaib yang legendaris yang bisa mengeluarkan aroma yang begitu unik seperti itu. Tyr sebelumnya telah terkena ramuan dan buah ajaib pada beberapa kesempatan, tetapi sayangnya banyak sekali tanaman yang mirip di dunia seni bela diri kuno. Setiap jenis elixir memiliki aroma yang sangat berbeda. Akibatnya, Tyr tidak tahu mengenai obat mujarab macam apa yang bisa dihasilkan. 'Aku pernah mendengar bahwa keluarga Kredo memiliki cara untuk menanam dan mengolah ramuan untuk waktu yang cukup lama, tetapi aku tidak yakin jika itu benar.' Tyr tidak peduli. Tanpa sadar dia mulai mengikuti aroma itu ke dalam hutan. Hutannya tidak terlalu besar. Tyr berjalan melewati sepetak kecil dedaunan dalam waktu kurang dari satu menit. Area pertanian yang luas tampak terbentang di belakang hutan ini. Mayoritas jenis sayuran yang ditanam di lahan pertanian ini berasal dari varietas yang biasa. Meskipun sebagian besar sayuran telah melewati musimnya saat ini, namun Tyr masih bisa menemukan kubis, lobak, dan sayuran lain yang hanya ditanam di musim dingin di lahan pertanian ini. Tyr merasa terkejut ketika mengetahui bahwa seseorang dalam keluarga White melakukan pekerjaannya di lahan pertanian sayur yang begitu besar. Di sisi lain, dia tidak melihat tanaman yang disebut ramuan, melainkan seorang pria berusia empat puluhan, tengah berdiri di petak sayuran dengan celana panjangnya yang digulung hingga diatas lutut. Mengenakan pakaian sederhana, menyiram dan menyuburkan sayuran di ladangnya dengan menuangkan air yang berada di dalam gayungnya. "Siapa di sana?" Tyr masih berdiri cukup jauh dari posisi pria itu, tetapi tatapan pria itu tampaknya sangat kuat. Dia mengunci pandangannya ke arah Tyr. Tanpa niat untuk melarikan diri, dengan sangat percaya diri Tyr mencoba untuk mendekatinya. “Namaku Tyr Summers. Aku telah diundang untuk tinggal bersama keluarga White sebagai tamu. Aku baru saja lewat dan mencium bau obat mujarab. Jadi, aku datang untuk melihat apa yang terjadi di sini karena aku merasa penasaran. Aku harap kau akan memaafkanku jika kau merasa terganggu dengan kehadiranku.” "Oh, kau Tyr?" Nama Tyr tampaknya tidak asing bagi pria itu, dan dia tidak menunjukkan sedikitpun tanda-tanda permusuhan terhadapnya. "Apakah kau datang bersama Oly?" Dia bertanya sambil meletakkan sekop dan berjalan menuju Tyr. Mereka yang berkunjung ke dalam keluarga ini adalah tamu. Ayo masuklah. Aku akan mengambilkan mu segelas air.” Tyr tampak sangat terkejut, "Bolehkah aku tahu namamu?" Pria itu menjawab sambil tersenyum, "Namaku Otes White, paman kelima dari Oly." “Tuan Otes?” Tyr tertangkap basah. Dengan kata lain, pria ini adalah putra kelima dari Regis. "Tuan Otes, pemimpin dari keluarga kulit White tengah mengadakan pertemuan hari ini," tanya Tyr dengan heran. “Setiap anggota dari keluarga White tengah hadir di sana. Tapi kenapa kau tidak pergi ke pertemuan itu?" Tyr tampak bingung, jika Otes merupakan anggota dari keluarga White, seharusnya dia tidak boleh melewatkan pertemuan hari ini. “Hari ini, ayahku tengah memanggil orang-orang di sana untuk membersihkan keluarga dari para pengkhianat, menghargai semua jasa-jasanya, dan menentukan siapa yang akan menjadi ahli warisnya,” Otes menjelaskan sambil tersenyum. "Itu sama sekali tidak ada hubungannya denganku." "Tidak ada hubungannya denganmu?" Tyr bingung. Pada saat ini, Otes sudah mengambil alat yang ada di sebelahnya dan mengundang Tyr untuk berjalan ke sebuah halaman rumah yang tidak berada jauh dari kebun itu. Halamannya mirip dengan sebuah rumah pertanian di pedesaan Kerajaan Surgawi, hanya sebuah pondok sederhana dan tanpa hiasan yang dibangun di samping tanah pertanian. Tyr mendeteksi aroma yang menyenangkan begitu dia memasuki halaman. Pada saat ini dia hampir saja mabuk oleh aroma yang diciumnya.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.