NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 1695 Menara Regis

Ortwin dikatakan bertanggung jawab atas keselamatan dan rutinitas harian dari Regis ketika dia baru lahir. Faktanya, Ortwin telah bersamanya selama Regis masih hidup. Ortwin masitampak penuh energi meskipun Regis sakit parah dan hari-harinya telah ditentukan. Tahun ini, lelaki tua itu akan berusia hampir satu abad. Ortwin mulai bergerak ke arah mereka. Ansel dan Jules bergegas maju untuk menyambutnya. Terlepas dari kenyataan bahwa dia hanya seorang pelayan, namun pria tua itu memegang posisi tinggi di keluarga White. Bahkan jika Ansel dan yang lainnya bertemu dengan Ortwin, maka mereka akan menunjukkan rasa hormat padanya. Olympias dan Jules segera pergi ke desa untuk menerbangkan layang-layang bersama. Regis sesekali datang dan membawa Ortwin bersamanya. Penampilan Ortwin tidak banyak berubah berdasarkan ingatannya. Saat itu Ortwin tampak sangat tua bagi anak seusianya, terutama janggut putih yang menempel di dagunya, yang menjadi ciri khasnya. Olympias suka mencabuti bulu janggutnya yang putih pada saat itu. Lelaki tua itu hanya bisa menyeringai setiap kali hal itu menyakitinya, dan Regis akan memarahi Olympias setelah dia melakukan hal itu. "Nona Muda Olympias, sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu." Ortwin memandang Olympias, tersenyum, dan mengangguk padanya. "Kakek Ortwin, kau masih terlihat sama seperti sebelumnya." Olympias hanya tersenyum, senyum tulus dari dasar lubuk hatinya. Ketika dia melihat Ortwin, dia teringat akan kenangan masa lalu ketika dia masih kecil. Ketika Ortwin memperhatikan Olympias menatap janggutnya, refleks dia berusaha untuk menutup dengan tangannya dan bertanya, “Nona Muda Olympias, apakah kau masih memikirkan janggutku? Kini kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang dewasa. Kau tidak bisa main-main seperti yang kau lakukan di saat kau masih kecil dulu. Terlebih lagi, usiaku sudah semakin tua dan janggutku sudah hampir habis. Aku tidak bisa menahan tarikan mu lagi.” "Ha ha ha!" Olympias tertawa dengan keras. "Tetua Agung telah mengetahui kedatanganmu," ucap Ortwin. “Tadi malam, dia kurang tidur. Dia merasa sangat gembira dan tidak sabar menunggu kedatanganmu di dalam. Silakan ikut denganku, Nona Muda Olympias.” "Baiklah." Olympias tampak mengangguk, sementara Ortwin mulai mengulurkan tangannya. Olympias melingkarkan tangannya ke dalam lengannya, dan keduanya berjalan menuju ke Menara Regis. Ortwin tidak menyebutkan bahwa nama Jules dan juga Ansel untuk ikut bersama dengannya, menyiratkan bahwa Regis tidak berniat untuk bertemu dengan mereka. Setelah Olympias dan Ortwin masuk, hanya Jules dan Ansel yang tersisa di alun-alun. Ansel berusaha untuk memecah keheningan, "Jules, aku tidak mengirim para pembunuh itu kemarin." "Oh!" Jules hanya menanggapinya dengan ringan. Jelas, Ansel tidak merasa puas dengan reaksi Jules, lalu dia mulai mempertajam nada suaranya dan menekan, "Aku berkata jujur padamu, aku tidak mengirim para pembunuh itu kemarin." "Oke." Jules masih memberikan reaksi yang sama seperti sebelumnya. "Jules, kau tahu persis orang macam apa aku ini," ucap Ansel, alisnya tampak berkerut. “Aku tidak terlalu percaya dengan konspirasi. Bahkan jika aku harus memperjuangkan posisi patriarki dalam keluarga ini, aku akan melakukannya dengan cara yang adil dan jujur.” Jules menghela napasnya dengan berat, “Ansel, kau adalah putra tertua, dan kau akan mendapat dukungan dari para tetua yang ada di belakangmu. Kau adalah satu-satunya orang yang akan menjadi patriark dari keluarga White. Selain itu, aku tidak pernah berpikir untuk dapat bersaing denganmu dan merebut posisi itu.” Setelah mengatakan hal itu, Jules hanya terdiam. Dia hanya memutar tubuhnya dan pergi. Ansel mengatupkan giginya dengan marah saat dia menatap punggung Jules yang sangat menjengkelkan. "Kau adalah pria paling munafik di dunia!" *** Olympias berjalan menjauh menuju ke Menara Regis yang ada di belakang Ortwin pada saat ini. Dari Menara Regis, tampak pemandangan yang benar-benar bagus. Di sana terdapat sebuah taman, paviliun, dan juga kolam dengan taman yang besar. Karena saat ini musim dingin, bunga-bunga yang ada di kolam taman telah layu, memperlihatkan genangan air yang besar di bawahnya. Dulu sewaktu kecil Olympias selalu datang ke sini untuk bermain di Menara Regis, terutama di kolam taman. Ada banyak ikan yang berwarna-warni di dalamnya. Hiburan favorit Olympias adalah memancing di kolam ini. Dia pernah terlalu antusias tentang hal itu dan secara tidak sengaja tubuhnya terjatuh ke dalam kolam taman. Untungnya, Ortwin memperhatikan tingkah lakunya dan berlari ke dalam kolam untuk menyelamatkannya. Olympias tidak bisa menahan tawa ketika dia mengingat peristiwa yang terjadi pada saat itu. Hampir dua puluh tahun telah berlalu, pemandangan pun hampir tidak berubah. Di musim dingin, udara akan terasa dingin belum lagi karena lokasi menara yang berada di tengah-tengah gunung. Seorang lelaki tua dengan mantel musim dinginnya sedang duduk di sebelah kolam taman. Memegang pancing dan menatap tajam pada umpan yang berada pancing di kolam. Memancing tampaknya menjadi sesuatu yang akan dinikmati seorang pria seiring bertambahnya usia. Contohnya Demi dari Canonteign Mansion, Silas, Penguasa dari Pasukan Dragoon Squad dan Regis, patriark dari keluarga White, Kredo dari dunia seni bela diri kuno. Sekilas, Olympias mulai mengenali Regis di sana. Dia tidak melihatnya selama lebih dari dua dekade. Orang tua itu masih saja sama seperti sebelumnya. Dia tidak berubah sedikit pun. Tubuhnya sangat kurus dan dia lebih suka menutupi tubuhnya dengan mantel, dan saat ini dia tampak meringkuk di dalamnya. Olympias sedikit terkejut. Bukankah mereka mengatakan jika orang tua itu sedang mengalami sakit parah? Bagaimana dia bisa memancing di luar ruangan dengan cuaca yang ekstrim seperti sekarang ini? Olympias selalu berasumsi bahwa lelaki tua itu seharusnya ada di tempat tidur terbaring lemah. Mungkin dia membutuhkan seseorang untuk membantunya melakukan rutinitas sehari-hari, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa saat ini dia bisa duduk di sana dan memancing. Desas-desus dari dunia luar tampaknya bertentangan dengan fakta dalam beberapa hal. “Tuan sedang menunggumu di sana. Kau bisa menghampirinya,” Ortwin menunjuk ke arah Regis, yang duduk di sisi lain di kolam taman, dan berkata kepada Olympias. "Oke." Olympias mengangguk dan berjalan menuju Regis. "Kau sudah datang." Suara lelaki tua itu terdengar nyaring ketika Olympias mendekati Regis dari belakang. Suaranya tidak banyak berubah dalam dua puluh tahun terakhir, tetapi fisiknya nampak sedikit lebih tua dan lebih lemah. Regis menoleh. Olympias dan pada akhirnya dia bisa melihat wajahnya dengan jelas saat ini. Dia sudah tua. Semakin tua, sudah pasti, terdapat lebih banyak kerutan yang telah menghiasi wajahnya, dan semua giginya hampir saja rontok. Regis hanya tersenyum pada Olympias saat dia menatapnya. Olympias merasakan hatinya seolah mencair karena senyumnya yang masih sama seperti sebelumnya. Namun, dia tidak tahu mengapa dia merasa sangat sedih saat dia melihat senyum itu. Hatinya bagaikan di tersayat saat melihat kondisi Regis sehingga tak terasa air matanya mulai menetes. “Semuanya baik-baik saja! Aku merasa senang melihat kau akhirnya kembali.” Regis kembali menoleh lagi, menatap tajam kearah umpan ikan yang ada di kolam. Olympias duduk di sebelah Regis, seperti yang dia lakukan sejak dia masih kecil. Dia biasa menemaninya dan mengobrol sepanjang waktu. Tapi sekarang, Olympias tidak lagi mengoceh. Dia hanya duduk terdiam. Regis tampak lemah, tetapi dia berusaha untuk duduk sebaik mungkin karena dia telah menjanjikan sesuatu kepada cucunya sekitar dua puluh tahun yang lalu. Dia berencana untuk memenuhinya hari ini. Meskipun seharusnya Regis diharuskan untuk berbaring di atas tempat tidur, Regis bersikeras untuk bangun dan pergi ke kolam taman. Dia ingin menunggu kedatangan cucunya di sana.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.