NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 6

Tania mengedipkan mata pada Yasmin, lalu mereka berdua keluar dari ruangan. "Ini, aku sudah menyiapkannya dari tadi untukmu," kata Tania. Ini adalah segelas besar madu dengan markisa hangat. Yasmin langsung meneguknya. Intensitas kerja seperti ini sudah biasa bagi Yasmin. Namun, tetap saja dia harus menjaga tenggorokannya. "Begitu kamu bicara aku langsung tahu kalau kamu makan makanan pedas lagi ...." Kata-kata Tania belum selesai, tetapi sudah dipotong oleh Yasmin. "Aku mengerti. Lain kali aku pasti nggak akan makan makanan pedas lagi." Untuk mencegah Tania terus mengomel, Yasmin langsung mengalihkan topik. "Kak Tania, kamu juga nggak tahu kenapa atasan secara khusus memintaku?" Yasmin menandatangani kontrak dengan Perusahaan Hiburan Raven, tetapi proyek pengisian suara ini berkaitan dengan gim yang sedang populer saat ini. Sejauh yang Yasmin ketahui, pemilik kedua perusahaan tidak saling mengenal. "Aku nggak tahu tentang hal ini. Telinga orang-orang di atas sangat pemilih, mungkin mereka hanya menganggap suaramu cocok dengan karakternya." Setelah berbincang sebentar, mereka berpisah di meja resepsionis perusahaan. Yasmin bekerja dengan sangat efisien. Dia selalu menyelesaikan semua pekerjaan hari itu hanya dalam waktu beberapa jam. Sambil duduk di dalam taksi, jarinya bergerak cepat di atas keyboard. [Sayang sekali! Seharusnya hari ini aku bisa bertemu denganmu, tapi aku malah datang terlambat.] [Entah kapan kita bisa bekerja sama.] [Aku menabrak seseorang hari ini. Rasanya dia mirip denganmu ....] Ada banyak orang yang tidak menunjukkan wajah aslinya di industri ini. Jadi, meskipun sudah lama berkomunikasi secara daring, mereka tetap hanyalah orang asing saat bertemu secara langsung. Baru saja Yasmin sampai di apartemen, belum sempat dia bernapas lega, tetapi dia sudah menerima sebuah undangan pesta. Awalnya Yasmin tidak berencana untuk pergi, tetapi dia menerima pesan dari Arvin. [Informasi tentang kamu yang tenggelam tujuh tahun lalu hanya tersisa sangat sedikit. Semuanya sudah aku kirimkan padamu.] [Tapi aku berhasil melacak alamat IP dari email anonim itu. Sepertinya mereka menyadarinya, jadi lokasi terbarunya muncul di sini.] Di bawahnya terlampir sebuah lokasi. Ketika melihat bahwa lokasinya sama dengan lokasi pesta tersebut, Yasmin memutuskan untuk pergi. Meskipun dia tahu bahwa di pesta akan banyak orang yang datang dan pergi, serta dia mungkin tidak akan menemukan apa pun, ini akan jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Pesta itu diselenggarakan oleh Keluarga Gunawan. Semua orang yang hadir adalah pejabat muda di Kota Cavaria, atau bahkan keturunan dari keluarga terpandang. Jelas bahwa acara ini sengaja diadakan untuk masalah Rizky dan Alya. Yasmin membuka lemari pakaian, melihat beberapa gaun pesta yang dia miliki. Meskipun sekarang Yasmin punya cukup banyak uang, dia tidak ingin membuang-buang uang untuk pesta yang tidak penting ini. "Lagi pula, bintang utama pesta ini bukan aku. Aku juga nggak berniat datang untuk mencari perhatian sekelompok orang ini. Jadi, penampilanku nggak akan jadi masalah," gumam Yasmin. Setelah mengutarakan semua pemikirannya kepada Shifa, Yasmin langsung menutup telepon. Untungnya Shifa ada urusan yang membuatnya tidak bisa datang. Jika tidak, wanita itu pasti akan memaksa Yasmin menghabiskan uang lagi. Yasmin memoles wajahnya dengan riasan tipis, mengenakan gaun tanpa lengan berwarna putih dengan belahan tinggi model putri duyung. Rambut bergelombang besar miliknya membuat Yasmin terlihat seperti putri duyung yang baru keluar dari laut. Sebuah kotak kayu antik tergeletak di atas meja rias. Ini terlihat sangat berbeda dari benda-benda lainnya. Saat membuka kotak itu, ada sebuah kalung mutiara yang memancarkan kilau redup terlihat. Ada batu Taaffeite berwarna biru di tengahnya. Ini adalah peninggalan dari Cecilia Huston, ibu kandungnya, untuk Yasmin. Nama Yasmin juga diberikan olehnya. Saat Yasmin tenggelam dalam kenangan, suara dering ponsel memecah lamunannya. "Apa kamu sudah di depan pintu?" "Baik, baik, aku akan segera ke sana." Yasmin naik taksi sambil mengangkat gaunnya, lalu melirik lokasi tujuan. Arvin memang hebat. Dia bisa melacak hingga ke ruangan tertentu di gedung pesta. Ini tentu akan memudahkan pencarian Yasmin. Setelah melangkah turun dari mobil, Yasmin mengucapkan terima kasih kepada sopir taksi, lalu berjalan dengan santai ke arah karpet merah. Penjaga pintu yang melihatnya turun dari taksi bahkan malas untuk melayani Yasmin. "Kamu hanya bisa masuk tanpa undangan. Kalau nggak punya undangan, silakan menjauh dari sini." Yasmin sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Di dunia ini, ada banyak orang yang meremehkan orang lain. Tidak mungkin dia akan memberi pelajaran pada mereka satu per satu. Yasmin langsung menyerahkan undangannya. Baru pada saat itulah kedua penjaga di pintu bergegas mempersilakan Yasmin masuk. "Astaga, Keluarga Gunawan memang sangat hebat. Pesta ini mewah sekali," gumam Yasmin. Begitu Yasmin masuk ke area dalam, dia langsung terpesona oleh kemewahan yang ada di depannya. Lampu kristal bersinar terang menyinari setiap orang di ruangan, termasuk Yasmin. Beberapa waktu lalu, baru saja tersebar kabar bahwa dia akan menikah dengan Rizky. Namun, sekarang Yasmin muncul sendirian. Tentu saja ini menimbulkan gosip di antara orang-orang. Saat semua mata tertuju padanya, Yasmin mengira riasannya berantakan. Baru saja dia mengeluarkan sebuah cermin, dia melihat sosok kedua orang itu. "Kakak!" Alya menggandeng lengan Rizky dengan mesra. Panggilannya langsung menarik perhatian semua orang. Yasmin tidak bisa menahan diri untuk memegang dahinya. Dia hanya ingin sendirian hari ini, tetapi wanita itu malah mencari masalah dengannya. "Bukankah calon istri Rizky adalah Yasmin? Kenapa Alya tampak begitu mesra dengannya?" "Bagaimana bisa dia menggandeng lengan kakak iparnya? Terlebih lagi, dia melakukannya di depan kakaknya sendiri." "Benar sekali. Kalau aku jadi Yasmin, aku sudah menamparnya dari tadi." Suara-suara gosip itu didengar dengan jelas oleh Alya. "Kak, aku ingat kalau kamu memakai gaun ini juga dua tahun lalu. Kamu sudah memakainya saat ulang tahun Ayah." Ketika Alya mengatakan ini, dia langsung perhatian semua orang. "Ini memang model dua tahun lalu. Bukankah mengenakan pakaian yang sudah ketinggalan zaman itu memalukan?" "Apa kalian nggak tahu? Sejak kuliah, putri sulung Keluarga Quiny ini sudah meninggalkan keluarganya. Dia nggak meminta uang dari keluarga. Jadi, wajar kalau dia nggak punya uang untuk membeli model baru." Dalam sekejap, ada tatapan merendahkan, ada tatapan kasihan, tentu juga ada tatapan kagum. Yasmin menarik sudut bibirnya, lalu berkata, "Memang gaun ini aku pakai dua tahun lalu. Tapi adikku ini mungkin nggak bisa memakai gaun dua tahun lalu, ya? Dengan pinggang seperti itu .... Ckck." Wajah Alya langsung berubah merah begitu bentuk tubuhnya dikritik di depan umum. "Alya hanya mengkhawatirkan dirimu. Yasmin, kenapa kamu bersikap seagresif itu?" Rizky akhirnya angkat bicara. Sementara itu, Alya kembali memasang ekspresi yang biasa dia gunakan. "Rizky, kamu mungkin tuli, tapi aku nggak. Aku bisa mendengar dengan jelas apakah itu kepedulian atau sindiran. Daripada membicarakan hal yang nggak penting di sini, lebih baik kamu segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan telingamu," ujar Yasmin. Yasmin baru saja akan melangkah pergi, tetapi Rizky berkata, "Selagi kamu ada di sini, aku ingin mengumumkan sesuatu pada semua orang hari ini." Para penonton yang haus akan gosip langsung memasang telinga dengan baik. Mereka takut melewatkan informasi penting. "Kak Rizky, caramu ini terlalu kejam pada Kakak," kata Alya. Alya berlagak seperti orang yang peduli pada orang lain. Ini membuat Rizky makin merasa marah pada Yasmin. "Yasmin, dia sudah berbuat sejauh ini untukmu. Kenapa kamu masih terus memojokkannya?" tanya Rizky secara langsung. Namun, Yasmin hanya menjawab dengan nada tenang, "Kalau dia benar-benar memikirkanku, tolong kalian jangan berdiri terlalu dekat. Apa kamu kira aku ini bodoh?" Yasmin memiringkan kepalanya, menunjukkan ekspresi tak berdaya.

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.