NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3

"Konyol!" Yasmin merasa ini sangat lucu. "Apakah mengganti pengantin di tengah jalan nggak memalukan?" Wilson, yang selama ini diam, akhirnya angkat bicara. Dia berkata dengan suara dalam, "Yasmin, menurutku Sofia benar! Kalau hari ini kamu nggak membuat masalah yang begitu besar, kedua keluarga nggak perlu dipermalukan seperti ini!" "Pihak wartawan sudah ditangani oleh Pak Gavin, dia juga sudah memaksa Rizky untuk meminta maaf padamu, apa lagi yang kamu inginkan? Apakah kamu ingin semua orang tahu, lalu membuat masalah ini memengaruhi saham kedua perusahaan?" Yasmin menatap ayahnya dengan tatapan tidak percaya. Perasaan dingin menjalar dari kaki ke hatinya. Sejak kecil, Yasmin tahu bahwa ayahnya pilih kasih. Namun, dia tidak pernah menyangka ayahnya akan bertindak sampai seperti ini! Jadi, setelah semua yang terjadi, Yasmin adalah biang keladinya di mata Wilson? "Ayah, apakah aku pantas diselingkuhi? Apa aku nggak boleh memberikan perlawanan?" Yasmin menarik napas dalam, menahan amarah di hatinya. "Kalau memang begitu, kalian seharusnya nggak membiarkan Alya menggoda Rizky!" "Kamu ...." Tubuh Wilson gemetar karena amarah. Dia mengangkat tangannya, hendak memukul Yasmin. Namun, rasa sakit yang Yasmin perkirakan tidak kunjung datang. Sebuah tangan besar mencengkeram pergelangan tangan Wilson. Gavin melindungi Yasmin di belakangnya. Matanya yang dalam sedingin kolam es, sementara nada suaranya penuh wibawa yang tak terbantahkan, "Pak Wilson, apa ini didikan yang diajarkan di Keluarga Quiny? Pantas saja kalian membesarkan putri seperti Alya!" Wilson meringis kesakitan, dalam hati bertanya-tanya, "Apa maksud Gavin? Mungkinkah seorang Yasmin lebih penting dari reputasi serta saham kedua keluarga?" Yasmin berdiri di belakang Gavin dengan agak terkejut. Tampilan punggung ini ... mengapa begitu mirip dengan sosok "Rein" yang diunggah di status WhatsApp? Gavin, dia .... Sebelum Yasmin sempat memikirkannya, suara Wilson yang penuh sanjungan sudah terdengar. "Pak Gavin, jangan marah. Ini semua kesalahan Keluarga Quiny, kami pasti akan memberikan penjelasan yang memuaskan." Gavin mendengus dingin, nada suaranya penuh ejekan, "Penjelasan? Apakah penjelasan Pak Wilson adalah mengorbankan satu putri, lalu membuka jalan bagi putri yang lain?" "Kalau Keluarga Quiny ingin memberikan penjelasan dengan cara ini, tampaknya pernikahan kedua keluarga nggak perlu dilakukan lagi. Siapa tahu suatu hari nanti Keluarga Quiny juga akan mengkhianati Keluarga Gunawan dengan melanggar moral demi kepentingan lain!" "Bagaimanapun juga, ini adalah konflik antara dua saudara perempuan dari Keluarga Quiny. Selama Keluarga Gunawan bersikeras bahwa Alya yang meracuni Rizky untuk mendapatkan posisi, reputasi Keluarga Gunawan nggak akan terpengaruh meski pernikahan dibatalkan." Begitu kata-kata ini diucapkan oleh Gavin, wajah seluruh anggota Keluarga Quiny tampak memucat. Alya bahkan merasa ketakutan hingga terjatuh lemas di pelukan Rizky. Ketika Sofia melihat Gavin benar-benar marah, dia merasa takut akan kehilangan kesempatan yang sudah ada di depan mata. Jadi, dia segera tersenyum, mencoba menenangkan suasana. "Pak Gavin, kamu salah paham. Ini hanya perselisihan kecil di antara anak-anak. Bagaimana bisa ini disebut pengkhianatan? Yasmin juga putri Keluarga Quiny, bagaimana mungkin Wilson nggak menyayanginya?" "Tapi situasinya sudah seperti ini. Rizky dan Alya saling mencintai, kalau kita sebagai orang tua memisahkan sepasang kekasih, bukankah itu akan menyakiti hati anak-anak, juga ikatan antara kedua keluarga?" Wilson juga mengikuti dengan senyuman, "Ya, ya. Pak Gavin, Ibu Yasmin sudah meninggal sejak dia masih kecil, aku yang membesarkan Yasmin sendiri. Kedua anakku sama berharganya. Bagaimana mungkin aku mengorbankan salah satunya? Tolong tenanglah!" Sikap Wilson yang berpura-pura menjadi ayah yang penuh kasih sayang membuat Yasmin merasa mual. Pada saat itu, Rizky yang merangkul Alya juga maju, lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Paman, masalah ini nggak ada hubungannya dengan Yasmin atau Alya. Aku yang linglung, aku yang sudah mengkhianati Yasmin! Orang yang aku cintai adalah Alya. Aku hanya akan menikah dengannya!" "Aku seorang pria dewasa yang akan bertanggung jawab atas tindakanku. Aku nggak akan lari dari tanggung jawab dengan mencoreng nama baik seorang wanita!" Gavin melirik Rizky, lalu bertanya, "Sekarang kamu tahu kalau kamu seorang pria?" Maksudnya sangat jelas. Ketika Rizky berselingkuh di belakang tunangannya, dia bukanlah seorang pria sejati! Wajah Rizky berubah kaku. Dia menundukkan kepala karena merasa bersalah, tidak berani berbicara lagi. Gavin mengalihkan pandangannya, menoleh ke arah Yasmin, lalu bertanya, "Bagaimana kamu ingin menangani masalah ini?" Ketika Yasmin melihat sandiwara di depannya, hatinya merasa dingin. Hari ini, dia benar-benar melihat wajah asli Keluarga Quiny. Ayahnya yang baik hanya peduli pada Sofia dan putrinya. Jika mereka ingin melanjutkan pernikahan ini, biarkan saja semua berjalan seperti yang mereka inginkan! Mulai sekarang, Yasmin dan Keluarga Quiny akan menjalani hidup masing-masing. "Aku nggak peduli." Bibir merah Yasmin melengkung membentuk senyuman, sedikit sindiran terdengar dalam kalimatnya, "Karena Pak Rizky dan adikku saling mencintai, kenapa aku harus repot memisahkan mereka dengan paksa. Tapi ... nama yang tercetak di undangan adalah namaku! Kalau Keluarga Quiny dan adikku nggak merasa malu, aku nggak harus membatalkan pertunangan." Ketika mendengar ini, wajah Alya menjadi sedikit pucat, tetapi segera kembali normal. Alya berpura-pura bermurah hati dengan berkata, "Kakak, tenang saja, aku nggak akan keberatan. Asalkan bisa menikah dengan Kak Rizky, sedikit pengorbanan bukan masalah untukku." Sambil berbicara, dia sengaja bersandar di pelukan Rizky, tampak penuh cinta serta kebahagiaan. Yasmin tersenyum simpul, lalu memberi selamat dengan nada tulus, "Kalau begitu, aku ucapkan semoga kalian berbahagia selamanya, bersatu selamanya, nggak terpisahkan. Jangan pernah keluar untuk menyakiti orang lain lagi." "Saat pernikahan kalian nanti, aku pasti akan menyiapkan hadiah besar untuk mengucapkan selamat." Ketika mendengar ini, entah kenapa hati Alya merasa tidak tenang. Namun, masalah yang ada di tangan wartawan sudah sepenuhnya ditangani oleh Gavin. Meskipun Yasmin ingin melakukan sesuatu, semuanya sudah terlambat. Ketika memikirkan hal ini, Alya menjadi lebih tenang. Dia berpura-pura malu ketika bersandar di pelukan Rizky. "Aku berterima kasih atas pengertian Kakak!" Melihat sikap Alya yang begitu angkuh, Yasmin tertawa dingin dalam hati. Naif! Apakah Alya benar-benar berpikir bahwa Yasmin hanya mengatur wartawan untuk mengintai? Rekaman kamera pengawas yang tersimpan di ponselnya jauh lebih mengejutkan daripada yang diambil para wartawan! Ketika video vulgar itu terungkap, dia ingin melihat apakah pasangan bajingan ini masih bisa terlihat begitu penuh cinta seperti sekarang! Melihat Yasmin memberi selamat dengan begitu santai, Rizky merasa kebingungan, serta hatinya sedikit tidak nyaman. Dia telah bersama Yasmin selama tujuh tahun, tetapi wanita ini bisa melepaskannya dengan begitu mudah? Gavin menangkap ekspresi Rizky dengan jelas. Dia tertawa dingin dalam hati. Meskipun Rizky merasa menyesal sekarang, semuanya sudah terlambat! "Karena Nona Yasmin yang menjadi korban nggak merasa keberatan, tentu saja Keluarga Gunawan juga nggak akan menentang pernikahan Rizky dengan Nona Alya," kata Gavin dengan suara tenang. Setelah mendengar ini, Wilson langsung merasa lega. Wajah Wilson penuh dengan senyum menyanjung. "Pak Gavin, bagaimana kalau kita membahas tentang detail pernikahan di ruang kerja?" Biasanya, sangat sulit untuk bisa bertemu dengan Gavin secara langsung. Jarang sekali Gavin datang ke kediaman Keluarga Quiny. Bagaimana mungkin Wilson tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk mendiskusikan beberapa kerja sama bisnis? Namun, Gavin tetap bersikap dingin. Dia bangkit berdiri, lalu berkata, "Biarkan pernikahan tetap berjalan seperti semula. Aku masih ada urusan, aku permisi dulu." "Biar aku antar!" Wilson langsung mengikuti dengan antusias. "Nggak perlu." Langkah Gavin berhenti sejenak. Dia berbalik menatap Yasmin, lalu berujar, "Biarkan Nona Yasmin yang mengantarku." Yasmin agak terkejut, sebelum akhirnya mengangguk sembari menjawab, "Baiklah." Semua orang terkejut melihat situasi ini. Gavin seperti menunjukkan sikap menghargai Yasmin! Mungkinkah mereka pernah saling mengenal sebelumnya? Namun, itu sepertinya tidak mungkin. Siapa Gavin? Dia adalah pria yang berdiri di puncak piramida. Bagaimana mungkin dia memiliki hubungan dengan Yasmin?

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.