NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 778

Zea memutar bola matanya. "Bu, boleh nggak aku panggil Ayah buat ikut makan? Ini kebanyakan. Kita nggak bisa menghabiskan semua." Nadira terdiam sejenak. "Masih ada Paman Sam di sebelah, 'kan? Kakek Morgan sama Bibi Melisa juga ada." Zea mengangguk. Jari kecilnya mencolek tepung. "Iya juga. Sebanyak ini cukup buat semuanya." "Aku cuma kepikiran sama Ayah. Kelihatannya kasihan banget sekarang." "Kata Sada, beberapa hari ini Ayah kerja di Grup Trendy terus, nggak pulang." "Jenggotnya sampai nggak dicukur, jarang makan, bawaannya marah-marah. Padahal, malamnya masih harus menemani Nenek di rumah sakit. Ayah juga sudah tua. Aku takut dia tiba-tiba mati gara-gara stres." "Kemarin aku lihat foto yang diambil Sada. Perut Ayah sudah nggak six-pack lagi." Nadira terdiam menatap anaknya. Bibirnya berkedut. Percuma saja dia berkata-kata kasar dan menyuruh Beni untuk tidak mengganggunya lagi. Anaknya tidak akan paham. Lagi pula, Zea sudah murung sejak Morris hilang, dan suasana hati juga bisa meme

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.