Bab 681
Jarum jam menunjukkan pukul sembilan pagi.
Lestari membawa kotak makan siang dan buru-buru masuk ke kantor CEO.
Beni baru saja selesai rapat pagi dan sedang meminum obat sakit kepala. Selama tiga tahun ini, jam tidurnya kacau.
Lestari pernah mengembangkan metode akupunktur baru untuknya. Namun, hasilnya kurang memuaskan.
Pria itu tiba-tiba teringat, tiga tahun lalu dia selalu bisa tidur nyenyak masih bersama Nadira ...
"Kakak Ketiga, kamu belum sarapan, 'kan? Aku sengaja bangun lebih pagi dan membuatkan kamu bakpao," ujar Lestari sambil tersenyum.
Setelah masuk, ekspresi perempuan itu tampak khawatir. "Habis ke dokter, Zea sudah sembuh belum? Kamu nggak ajak dia pulang, ya? Semalam aku khawatir sampai nggak bisa tidur."
Kepala Beni yang sudah pusing makin pening mendengar suara perempuan itu.
Pria itu membuka mata dan menatap Lestari dengan tenang.
Mengapa dia dulu tidak langsung sadar bahwa setiap ucapan Lestari selalu penuh dengan maksud tersembunyi? Jelas sekali perempuan itu ingin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda