Bab 678
Mimpi Nadira untuk memiliki anak perempuan pun kandas.
Hatinya mencelus, tetapi perempuan itu segera tersadar dari lamunannya. Memasang ekspresi acuh tidak acuh, Nadira kembali lanjut berbelanja.
Saat membayar, Beni mengeluarkan dompet dan menyuruh Nadira membawa Zea pergi lebih dulu.
Si kecil menarik tangan Nadira, lalu menunjuk ke rak kasir dan bertanya, "Bu, kotak kecil itu apa? Tadi Ayah lihat-lihat ke sana terus."
Nadira menoleh ke arah yang ditunjuk putranya. Wajahnya seketika menggelap dan telinganya memerah.
Dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi pria bermuka tebal seperti Beni.
Di sisi lain, pria itu masih belum sadar juga. Matanya yang dalam melemparkan pandangan ke arah Nadira seolah bertanya, "Hah?"
Nadira mencebik dan dengan cepat menyeret Zea ke luar. Dia sekarang yakin bocah ini Zea, bukan Morris.
Morris lebih dewasa. Anak itu tidak mungkin akan menanyakan pertanyaan memalukan seperti ini.
Di sisi lain, Zea benar-benar kurang pergaulan. Dasar!
Sampai di ap

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda