Bab 611
Ekspresi Beni seketika berubah.
"Nggak mungkin! Cintaku ke dia sudah nggak ada lagi. Yang ada cuma benci ... sejak tiga tahun lalu, waktu dia membunuh anakku."
Beni langsung menyangkal. Sorot matanya berubah dingin. Tanpa sadar, dia bahkan melupakan bahwa semalam, saat memeluk Nadira, hatinya bergetar dan terasa lengkap.
Pria itu juga lupa bahwa dirinya sempat mengucapkan kalimat bodoh: "Aku kangen kamu."
"Jangan mengada-ada. Itu cuma efek obat." Dia hanya menginginkan tubuh perempuan itu. Itu saja.
Dia tidak akan pernah memaafkan perempuan itu, kecuali anaknya kembali dari kubur.
Setelah menenggak segelas lagi, Beni berdiri.
Leon menghela napas, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia paham. Andai dirinya, seperti Beni, kehilangan satu anak, dia juga tidak akan bisa dengan mudah memaafkan.
"Terus, Lestari bagaimana?"
"Dia nggak perlu tahu. Bilang saja aku ke rumah sakit." Beni menghela napas, jejak rasa bersalah melintas di ekspresinya.
"Kamu ternyata berengsek juga."
"Memangnya kamu ngg

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda