NovelRead
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 584

Lestari menunduk dan mengusap perutnya, menangis sesenggukan, mengundang simpati. Beni mengerutkan kening. Sosok perempuan histeris itu tampak asing baginya. Dulu Lestari tidak pernah begini. Perempuan itu selalu bersikap lembut, jarang sekali kehilangan ketenangannya. Namun, sejak Nadira kembali, Lestari selalu saja curiga dan seolah tidak mampu berpikir jernih. Beni mulai merasa lelah. "Lestari, tenang dulu." "Mana bisa aku tenang? Kamu mau mengusirku dari bangunan utama. Kakak Ketiga, apa kamu lupa kalau sekarang ginjalku cuma satu dan nggak boleh terlalu emosi? Aah!" Wajah perempuan itu tiba-tiba pucat. Dia memegangi perut sebelah kanannya dengan ekspresi kesakitan, lalu terjatuh ke lantai. "Lestari?" Beni tersentak. Selama tiga tahun ini Lestari tidak pernah menunjukkan gejala apa pun. Beni sampai lupa bahwa kehilangan satu ginjal tetap ada konsekuensinya. Sorot matanya berubah murung. Melihat perempuan itu hampir pingsan, dia pun membungkuk untuk memapahnya, lalu memanggil pelaya

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© NovelRead, hak cipta dilindungi Undang-undang

Booksource Technology Limited.