Bab 87
Saskia mengangguk pelan dan berkata, "Oh, berarti aku yang salah."
Kemudian, Saskia naik lift.
Sikap dinginnya membuat Mason merasa kesal.
Namun, pada akhirnya dia ikut naik lift bersama Saskia.
Matanya memancarkan kilatan singkat, lalu berkata.
"Kamu sekarang dalam fase mengasah kemampuanmu, yang kamu butuhkan adalah kesempatan. Besok aku punya kesempatan bagus buat kamu, kamu pasti tertarik."
Saskia mengerutkan dahi.
"Pak Mason, katakan blak-blakan saja, jangan berbelit-belit seperti ini."
Mason mengeluarkan selembar tiket dari saku jasnya.
"Aku punya dua tiket perjamuan Pak Bruno. Bagaimana kalau besok kamu temani aku ikut perjamuan itu?"
Pak Bruno?
Nama itu tidak asing bagi Saskia.
Siapa pun yang berkecimpung di dunia jaringan pasti tahu tentang Pak Bruno. Dia adalah seorang tokoh besar dalam dunia jaringan, hampir mustahil untuk bisa melampaui dirinya.
Saskia tentu saja tergoda. Namun, sekarang dia merasa urusannya lebih penting.
Jadi, Saskia langsung menolak. "Terima kasih atas k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda