Bab 59
Di hadapan begitu banyak kalangan elit, citra sebagai gadis polos dan berbakat yang susah payah dibangun Gisel hancur berkeping-keping oleh permainan piano Saskia.
Dalam sekejap, dia merasa bingung harus berbuat apa.
Jika dia main piano, dia akan menjadi batu pijakan bagi Saskia.
Oleh karena itu, dia harus mencari alasan untuk menolak.
Sambil mengatupkan bibir, Gisel pura-pura acuh tak acuh dan berkata, "Kak Saskia, permainan pianomu sangat bagus, tapi ... karena tadi pagi belum sarapan, sekarang sepertinya gula darahku turun, jadi aku merasa agak pusing ... "
Setelah berkata seperti itu, Gisel menghuyung-huyungkan badannya, kemudian jatuh ke lantai.
"Gisel!"
Hadi yang berada di sampingnya seketika terkejut, dia bergegas maju dan dengan sigap menangkap Gisel.
Dia mendongak dan menatap Saskia dengan tajam.
Selanjutnya, Hadi membopong Gisel dan keluar dari ruang perjamuan.
Sebuah drama konyol pun berakhir dengan cara memalukan.
Siapa pun yang masih waras bisa langsung menilai, pusingnya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda