Bab 32
Suara dingin yang sarat sindiran langsung menghantam ruangan.
"Kupikir dia seseorang yang hebat."
Saskia dan Pak Adit serentak menoleh.
Di pintu berdiri seorang pria tinggi dengan aura yang menakutkan. Itu adalah Hadi.
Di belakangnya, beberapa orang berpakaian seperti asisten tampak membawa ekspresi serius dan tak bersahabat.
Tatapan Hadi menajam seperti pisau berlapis es, mengarah lurus ke Saskia, dengan rasa hina dan jijik yang jelas tak disembunyikan.
Dia menyuruh orangnya untuk menyelidiki secara rinci.
Itu kenapa mereka mengetahui bahwa Saskia akan berada di sini hari ini untuk membahas kerja sama.
Menurutnya, wanita ini terus-menerus mengganggu Johan untuk membalas dendam, bahkan tidak segan-segan menggunakan cara-cara yang rendah untuk mengirimnya ke kantor polisi, dan membuat Gisel marah hingga menangis setiap hari.
Wanita dengan hati sejahat itu sama sekali tak pantas mendapat kesempatan sehebat ini.
Saskia mengerutkan alis, merasa bingung.
Dia sama sekali tidak mengenal pria

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda