Bab 632
"Tunggu!" Sandy tiba-tiba meraih tangan Lily.
Lily monoleh dengan kesal. "Sudah cukup! Aku ..."
Ketika sorot mata dinginnya bertemu dengan tatapan Sandy, Lily seketika mematung.
Mata Sandy memerah dan rahangnya menegang. "Aku tahu kita sudah cerai, tapi bisa nggak kamu kasih aku sedikit waktu lagi? Tolong jangan sama dia!"
Kalimat terakhir yang Sandy ucapkan terdengar begitu penuh penekanan.
Nada bicaranya begitu memelas, seolah ada perasaan tidak rela, sakit hati, dan berbagai emosi kompleks lainnya.
Lily agak terkejut melihat sorot mata Sandy. Ketika mendengar ucapan pria itu, pupil matanya perlahan membesar. "Apa maksudmu? Bukannya kita sudah cerai?"
"Aku belum menandatangani suratnya," jawab Sandy dengan lembut.
Pria itu tidak berani mengakuinya secara langsung. Dia hanya mampu mengatakan itu dengan hati-hati karena khawatir apa yang dikatakannya akan membuat Lily marah.
"Aku bersedia cerai, kok. Besok pagi, kita bisa pergi ke Kantor Urusan Sipil. Nggak usah khawatir, kali ini, aku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda