Bab 519
Kalau terus dipukul, nyawanya bisa melayang.
"Polisi sebentar lagi datang. Jangan pukul lagi." Lily meraih lengan Sandy.
Saat pria berkepala botak itu menyemburkan darah dari mulutnya, barulah Sandy berhenti. Secara naluriah, lengannya melingkar di sekitar tubuh Lily, menariknya ke dalam pelukan.
Melihat pria botak itu memuntahkan darah, Lily merasa panik. Dia mencengkeram ujung kemeja Sandy dan bertanya, "Dia nggak bakal mati, 'kan?"
"Justru lebih baik kalau dia mati," ujar Sandy dingin, melontarkan kata itu tanpa ragu.
Lily agak terkejut dan menatapnya. "Kamu gila, ya? Siapa yang suruh kamu ikut campur urusanku?"
Sandy yang masih dipenuhi amarah, mengalihkan pandanganya pada Lily. Wajahnya menggelap. "Jadi, menurutmu aku nggak seharusnya ikut campur? Harusnya aku biarin dia menutup pintu dan melakukan apa pun yang dia inginkan ke kamu?"
Lily tertegun. Tentu saja bukan itu maksudnya.
Hanya saja, jika Sandy terus memukul orang jahat itu sampai mati, itu akan menjadi pelanggaran hukum.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda