Bab 384
"Sudah malam. Sebaiknya, Nenek istirahat lebih awal," kata Sandy, wajahnya terlihat kesal akibat dimarahi neneknya. Dia berdiri dan langsung berjalan keluar.
Jelas, dia tidak akan bercerai.
Di belakangnya, Lidya menepuk-nepuk sofa dengan kesal hingga menggertakkan giginya. "Kalau nggak cerai, paling nggak, perbaiki hubunganmu dan bujuk dia kembali. Sandy, kamu ingin seumur hidup keras kepala begini? Suatu saat, kamu yang akan meminta maaf pada Lily!"
Maaf?
Sepertinya, kata itu tidak ada dalam dunia Sandy.
Sekalipun memang ada, berarti dia yang memaafkan orang lain.
...
Lily sudah tidak masuk kerja selama dua hari berturut-turut.
Selama itu, Hans datang sekali. Dia makan bersama Lily dan membicarakan rencananya di pekerjaan.
Dia bekerja sama dengan beberapa teman untuk mengembangkan sebuah gim dan butuh uang guna investasi. Cahyo memberinya empat miliar rupiah.
Lily tidak tahu dari mana uang itu berasal.
Yang dia tahu, selama Hans sakit, semua tampilan "susah" yang ditunjukkan Cahyo han

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi NovelRead untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda